Bocah 5 Tahun di Malang Disiksa Ayah, Ditinggal Ibu Kandung

Malang, IDN Times - Nasib malang dialami oleh D, bocah berusia 5 tahun asal Kota Malang. Ia disiksa oleh keluarganya sendiri selama kurang lebih 3 tahun saat tinggal dengan 6 anggota keluarganya sendiri di Jalan KH Malik Dalam Gang Permata Gading, Kelurahan Buring, Kedungkandang, Kota Malang.
Diketahui jika rumah tersebut adalah milik ibu tirinya berinisial E (42) yang menikah siri dengan ayah korban J (37). Di rumah tersebut korban juga tinggal dengan P (21) anak dari E dan mantan suaminya, M (65) nenek korban, N (43) paman korban, serta anak J dan E yang masih kecil. Nahasnya, D ternyata sudah ditinggal juga oleh sang ibu kandung.
1. Korban dibawa oleh ayah kandungnya setelah ibu kandungnya menikah dengan orang lain

Tetangga korban berinisial S menceritakan jika nasib D sangat malang. Ia tidak memiliki banyak pilihan untuk tinggal dengan siapa setelah perceraian kedua orang tuanya. Ibu kandung korban setelah bercerai sibuk dengan kehidupan bersama suami barunya, oleh karena itu ia ikut J yang tinggal di rumah istri barunya, yaitu E.
Di rumah baru ini, D justru merasakan neraka dunia karena menjadi sasaran amarah ayah kandung dan keluarga barunya. Seisi rumah hampir setiap hari menyiksanya. Ia bahkan disekap di sebuah ruangan tanpa cahaya yang luasnya hanya 1,5×1 meter.
"Kabarnya ibunya itu nikah sama orang. Jadi pisah sama J, sama istrinya ini ditinggal," terangnya saat dikonfirmasi pada Kamis (12/10/2023).
S menceritakan jika J pernah bercerita pernah menikah 3 kali, E adalah istri ketiga dan terakhir J. Sementara ibu kandung D sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya karena telah menikah lagi.
2. Korban disiksa diduga karena perekonomian yang tidak stabil

Tetangga korban mengungkapkan jika perekonomian keluarga korban ini memang berada di tingkat menengah ke bawah. J sebagai kepala keluarga justru tidak bekerja sehingga tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga E yang bekerja sebagai buruh harian lepaslah yang harus menanggung kebutuhan 7 orang yang ada di rumahnya.
"Sebetulnya ada dua rumah di situ. Yang asli sini itu E, kalau J dengan E ini nikah siri kemudian tinggal di sini sekitar tiga tahun terakhir," beber S.
Kondisi rumah mereka juga bisa dikatakan tidak layak huni karena dipenuhi sampah. Sampah-sampah ini memang sengaja dikumpulkan untuk dijual pada pengepul.
3. Tetangga korban sempat curiga dengan kondisi korban saat perayaan Maulid Nabi Muhammad 2023

S menceritakan jika para tetangga korban sempat curiga kalau ia menjadi korban kekerasan pada 28 September 2023 saat perayaan Maulid Nabi Muhammad 2023. Saat itu korban keluar rumah untuk pertama kali selama 3 tahun tinggal. Para tetangga melihat D tengah duduk di teras rumahnya untuk ikut merayakan Maulid Nabi Muhammad 2023 di masjid.
"Kasihan sekali dia kelihatan kurus sekali seperti tidak terurus. Padahal 3 tahun lalu saat ke sini masih gemuk dan lucu," bebernya.
Puncaknya pada Senin (9/10/2023) malam. Korban lari dari rumah karena seluruh penghuni rumah lupa mengunci pintu. Korban berhasil keluar dan berlari ke rumah tetangganya untuk meminta makan. Di sana awalnya D tidak berani bercerita terkait penyiksaan padanya, tapi setelah makan 2 roti sisir dan susu, ai akhirnya menceritakan semuanya.
"Di sana saya melihat sendiri kondisi tangannya memutih seperti baru dicelupkan ke panci berisi air panas. Badannya penuh bekas luka bakar berwarna cokelat, sekujur badannya penuh luka lebam hingga kepala. Kita ibu-ibu sampai nangis mendengar ceritanya," pungkasnya.