Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bendera One Piece Berkibar Jelang HUT RI Ke-80, Bentuk Protes Diam

Pengibaran bendera One Piece jelang HUT ke-80 RI. (x.com/Anak_Ogi)
Pengibaran bendera One Piece jelang HUT ke-80 RI. (x.com/Anak_Ogi)
Intinya sih...
  • Fenomena bendera Jolly Roger One Piece berkibar jelang HUT RI ke-80 menimbulkan kontroversi.
  • Berkibarnya bendera ini merupakan bentuk protes diam anak muda terhadap pemerintah Indonesia.
  • Penting bagi negara untuk dialog terbuka dengan generasi muda agar simbol-simbol nasional tetap hidup dan bermakna.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Fenomena berkibarnya bendera Jolly Roger dalam anime One Piece menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 menimbulkan kontroversi. Akademisi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya M Febriyanto Firman Wijaya menyebut itu merupakan bentuk protes diam anak muda kepada pemerintah Indonesia.

Menurut Febri, berkibarnya bendera One Piece ini merupakan bentuk ekspresi simbolik dari kekecewaan generasi muda terhadap pemerintah. Selama ini, kritikan yang dikeluarkan anak-anak muda tak pernah didengar.

"Anak muda tampaknya sedang melakukan bentuk ‘protes diam’ melalui simbol global yang mereka maknai lebih relevan dibanding simbol kenegaraan yang dianggap kehilangan makna esensial," kata Riyan, Minggu (3/8/2025).

Riyan, teori simbolik dalam sosiologi, bendera dan lambang negara ialah bentuk simbol kolektif yang menyatukan masyarakat. Jika simbol tersebut terganti oleh fiksi bisa menjadi gejala alienasi identitas nasional.

"Ketika simbol-simbol tersebut tergantikan oleh simbol fiksi dari budaya populer, maka itu menjadi tanda adanya pergeseran makna kolektif bahkan bisa menjadi gejala alienasi identitas nasional," ungkapnya. 

Menurutnya, pengibaran bendera bajak laut One Piece ini, bukan karena efek pengaruh media Jepang. Tetapi, bentuk rasa kecewa serta ketidakpercayaan anak muda Indonesia terhadap pemerintah.

"Mereka mencari simbol baru yang mewakili semangat kebebasan, pemberontakan, dan solidaritas  nilai-nilai yang ironisnya justru mereka temukan dalam tokoh bajak laut fiktif seperti Luffy, bukan dalam simbol-simbol kenegaraan," jelasnya.

Atas fenomena bendera One Piece ini, seharusnya menjadi renungan bagi pemerintah bahwa anak-anak muda sudah mulai tidak tertarik dengan simbol negaranya sendiri. Sehingga, pemerintah tak perlu terlalu bereaksi atas hal ini.

"Yang perlu diperbaiki bukan sekadar siapa mengibarkan apa, tetapi bagaimana kita memperkuat kembali rasa kepemilikan anak muda terhadap bangsanya. Jika bendera nasional hanya jadi formalitas tanpa makna, maka anak muda akan memilih simbol yang lebih autentik secara emosional," tuturnya.

Atas fenomena ini, penting bagi negara untuk dialog terbuka dengan masyarakat, terutama generasi muda. Dialog tersebut agar anak-anak muda tetap mencintai negaranya.

"Fenomena ini menunjukkan pentingnya dialog terbuka antara negara dan warganya, khususnya generasi muda, agar simbol-simbol nasional tetap hidup dan bermakna, bukan sekadar menjadi rutinitas tahunan tanpa daya gugah," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us