Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bedah Lutut di Rumah Sakit Surabaya Ini Pakai Teknologi Robotik

IMG-20250813-WA0107.jpg
Teknologi CUVIS Robotic Surgical Asisstant. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Intinya sih...
  • Rumah Sakit Siloam Surabaya menggunakan teknologi CUVIS Robotic Surgical Assistant untuk bedah sendi lutut pasien osteoarthritis.
  • Teknologi ini memungkinkan pemotongan tulang secara otomatis dengan presisi tinggi, meminimalkan trauma jaringan, dan mempercepat pemulihan pasca-operasi.
  • Prosedur operasi lebih cepat, hanya 80 menit rata-rata, dan pasien pulih dalam satu hari pasca operasi, meningkatkan kenyamanan dan mengurangi masa rawat inap.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Teknologi kedokteran kini sudah semakin maju. Salah satu rumah sakit di Surabaya, Siloam Hospital memiliki teknologi CUVIS Robotic Surgical Asisstant untuk membantu bedah sendi lutut pada pasien osteoarthritis (OA).

CUVIS Robotic Surgical Assistant adalah satu-satunya sistem robotik untuk operasi lutut yang mampu melakukan pemotongan tulang secara otomatis dengan presisi tinggi, di bawah kendali penuh dan pengawasan langsung dokter bedah ortopedi. Teknologi ini membedakannya dari sistem robotik lain yang ada di Indonesia.

Teknologi ini memungkinkan dokter melakukan pemetaan struktur lutut secara menyeluruh melalui CT-scan dan perencanaan digital tiga dimensi. CUVIS Robotic Surgical Assistant bekerja secara real-time dengan tingkat akurasi tinggi, meminimalkan trauma jaringan, menurunkan risiko infeksi, dan mempercepat pemulihan pasca-operasi.

“CUVIS membantu kami melakukan operasi secara lebih presisi, sehingga jaringan sehat bisa tetap terlindungi, rasa nyeri lebih ringan, dan pasien bisa kembali beraktivitas dalam waktu yang lebih singkat,” jelas dokter spesialis ortopedi di Siloam Hospitals Surabaya, dr. Teddy Heri Wardhana, SpOT.

Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang) Subspesialis Panggul dan Lutut, Dr dr Kukuh Dwiputra Hernugrahanto SpOT (K) mengatakan, prosedur operasi dilakukan dengan merusak jaringan lunak, lalu dikelupas lebih sedikit, penempatan alat implannya lebih presisi, hingga kualitas atau masa pakai dari alatnya.

Lalu saat operasi, rumah sakit akan melakukan terlebih dahulu. Sebelum operasi, tim medis melakukan registrasi ulang, pemetaan ulang, sehingga waktu operasinya relatif lebih cepat daripada operasi biasa.

"Kalau rata-rata operasi konvensional sekitar 90 sampai 120 menit. Kemarin kita saat melakukan operasi, rata-rata sekitar 80 menit, 70 sampai 80 menit. Jadi memang kurang signifikan," jelasnya.

Selain itu, teknologi tersebut juga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. Pemulihannya hanya membutuhkan waktu satu hari pasca operasi. Sementara operasi manual, 2-3 hari pasca operasi pasien belum tentu bisa bergerak.

" Rata-rata pasien hari hari ketiga, hari keempat, hari kelima baru pulang. Ini hari kedua sudah pulang. Jadi sangat signifikan untuk kenyamanan pasien dan masa rawat inapnya," ujarnya.

Siloam Hospital cukup banyak menerima pasien sendi lutut. Dalam satu bulan, pasien sendi lutut bisa mencapai lebih dari 100 orang. "Setiap bulan pasien kalau yang datang ke poliklinik kami mungkin di atas 100, karena ini sudah menjadi endemik. Menurut WHO sendiri penyakit osteoarthritis itu dalam ke depan ada lima disease terbanyak. Jadi secara endemik pasti banyak," pungkas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us