403 Kecelakaan dan 23 Meninggal Dunia Selama 2 Pekan di Jatim

- Jumlah kecelakaan selama Operasi Patuh Semeru 2025 di Jatim mencapai 403 kejadian, menurun 39 persen dari tahun sebelumnya.
- Korban meninggal dunia akibat kecelakaan mengalami peningkatan menjadi 23 orang, naik 28 persen dibanding tahun sebelumnya.
- Kerugian material akibat kecelakaan juga mengalami penurunan hingga 35 persen dari tahun sebelumnya, diharapkan masyarakat lebih tertib berlalu lintas.
Surabaya, IDN Times - Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Timur (Jatim) mencatat jumlah kecelakaan lalu lintas pada Operasi Patuh Semeru Tahun 2025 selama 14 hari, periode 14 - 27 Juli 2025 mengalami penurunan. Namun jumlahnya masih tembus ratusan kejadian. Bahkan, korban meninggal dunia lebih banyak bila dibandingkan periode sama tahun lalu.
Berdasarkan data Ditlantas Polda Jatim, total kecelakaan selama Ops Patuh Semeru 2025 sebanyak 403 kejadian. Sedangkan Ops Patuh Semeru tahun 2024 mencapai 662 kejadian. "Secara kuantitatif angkanya menurun dan jika dipresentasi itu kurang lebih 39 persen penurunannya," ujar Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Iwan Saktiadi, Jumat (1/8/2025).
Meskipun mengalami penurunan, jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan mengalami peningkatan. Pada tahun 2025 ini ada 23 orang korban meninggal, sedangkan tahun 2024 sebanyak 18 orang. Sehingga ada kenaikan sebesar 28 persen.
Sementara korban luka berat ada penurunan dari 61 orang di tahun 2024 menjadi 50 orang di tahun 2025. "Selisihnya 11 persen penurunannya," ungkap perwira dengan tiga melati emas ini.
Untuk korban luka ringan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, di tahun 2024 jumlah korban 1.012 orang, di tahun 2025 menjadi 569 orang. "Penurunannya cukup signifikan kurang lebih 24 persen selama gelaran operasi Patuh Semeru 2025," tutur perwira dengan melati tiga dipundak.
Kemudian terkait kerugian material kejadian kecelakaan lalu lintas periode operasi patuh 2024, terdapat kerugian hingga Rp1.042.500.000. Sedangkan pada tahun 2025 ini Rp672.920.000, artinya 35 persen penurunan dibanding tahun lalu.
"Dengan operasi patuh ini, kami berharap masyarakat Jawa Timur bisa lebih tertib berlalu lintas," pungkasnya.