1.000 Jemaah Ikuti Salat Gerhana Matahari di Masjid Al Akbar Surabaya

Surabaya, IDN Times - 1.000 jemaah mengikuti salat Gerhana Matahari di Masjid Al Akbar Surabaya, Minggu (21/6). Berbeda dengan periode sebelumnya, pelaksanaan salat sunnah ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sebab, masa pandemik COVID-19 belum berakhir.
"Ada 14 protokol kesehatan yang diterapkan," ujar Kepala Humas Masjid Al-Akbar Surabaya Helmy M. Noor kepada IDN Times.
1. Tidak disediakan nobar di halaman tapi ada tiga layar lebar di dalam masjid

Adapun beberapa perbedaannya adalah peniadaan panggung nonton bareng (nobar) gerhana di halaman masjid. Kemudian juga kewajiban memakai masker, cek suhu tubuh bagi setiap jemaah yang akan masuk ke masjid serta jaga jarak antar saf.
"Tapi tetap memasang tiga layar lebar di dalam masjid sehingga bisa menyaksikan gerhana matahari cincin dan bisa selfie secara real time," katanya.
2. Sebelum salat ada istigasah, meminta agar wabah corona diangkat oleh Allah SWT

Selain itu, sebelum pelaksanaan salat gerhana, para jemaah diajak istigasah oleh Imam, KH. Abdul Hamid Abdullah. Istigasah ini ditujukan khusus untuk meminta kepada Allah agar wabah corona segera diangkat dari muka bumi.
"Mendoakan agar virus corona segera diangkat, baru salat," ucapnya.
3. Bacaan salat dan khotbah diperpendek

Ketika pelaksanaan salat, Imam memperpendek bacaan ayatnya. Tak hanya itu, khatib yang mengangkat tema hikmah kebesaran Allah melalui gerhana matahari juga meringkas khotbahnya.
"Khatib mengajak lahir dan batin mematuhi protokol dan berdoa kepada Allah, tolak balak corona," imbuh Helmy.