Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

KLB Hepatitis A di Pacitan, Warga Ponorogo Diminta Waspada

asianscientist.com

Ponorogo, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo mengimbau warga setempat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Hepatitis A. Sebab, Pemkab Pacitan telah menyatakan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit ini. Adapun jumlah penderitanya per Rabu (26/6) telah mencapai 701 orang. 

Potensi penularan hingga ke Ponorogo memang ada seiring mobilitas warga ke Pacitan. Apalagi, dua daerah ini berdekatan. "Kami berharap agar warga (Ponorogo) tidak panik tapi lebih meningkatkan kewaspadaan. Kalau pergi ke Pacitan sebisa mungkin membawa makanan sendiri," kata Kepala Dinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini. 

1. Makanan bisa menjadi media penyebaran virus penyakit ini

Pixabay/qimono

Menurut Rahayu, makanan menjadi salah satu media yang dapat menularkan Hepatitis A. Terutama yang diolah oleh orang yang terjangkit penyakit ini. Adapun alurnya, seperti cairan dari tubuh penderita yang masuk ke makanan akan menyebarkan virus hepatitis A. 

"Kalau dikonsumsi oleh orang yang stamina tubuhnya kurang fit, maka akan tertular. Seperti halnya dengan virus flu," ujar dia. 

2. Di Pacitan berawal dari penjualan es cincau

Ilustrasi cincau (shutterstock.com/M.Somchai)

Sementara itu, Kepala Dinkes Pacitan Eko Budiono, mengatakan bahwa kasus Hepatitis A di Pacitan ditularkan melalui makanan. Seorang warga Desa/Kecamatan Sudimoro yang terkontaminasi virus penyakit ini menjual es cincau. 

Dari situlah, awal Hepatitis A menyebar. Selain warga Desa/Kecamatan Sudimoro, virus penyakit ini juga menyerang warga di wilayah Kecamatan Ngadirojo, Tulakan, dan Kebonagung. "Sekarang penyebarannya dari orang per orang," kata Eko. 

3. Pasien Hepatitis A dirawat di Puskesmas dan rumah sakit

Photo by rawpixel on Unsplash

Ratusan warga yang terserang Hepatitis A dirawat di sejumlah puskesmas dengan cara diisolasi. Karena membeludaknya pasien, maka fasilitas kesehatan itu harus menambah bed, petugas medis dan paramedis. 

"Juga ada yang dirawat di rumah sakit umum Pacitan. Di sana, semua dapat tertampung tanpa perlu menambah bed," ujar Eko. 

4. Masa penyembuhan sekitar 3 bulan

asianscientist.com

Rata-rata masa perawatan setiap pasien, ia melanjutkan, antara 2-3 hari. Mereka mendapatkan sejumlah penanganan medis, salah satunya pemberian obat untuk menguatkan fungsi lever. Kendati sudah diperbolehkan pulang dari Puskedmas maupun rumah sakit, pemantauan dilakukan secara intens. 

"Dapat sembuh total setelah melewati masa perjalanan penyakit sekitar tiga bulan," kata Eko. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nofika Dian Nugroho
EditorNofika Dian Nugroho
Follow Us