Semburan Minyak di Kutisari Belum Berhenti, Warga Gelar Tumpengan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Warga Kutisari Indah Utara menggelar tumpengan di sebelah rumah lokasi semburan minyak, Rabu (2/10). Tumpengan ini merupakan wujud harapan warga agar semburan minyak tersebut segera berhenti.
1. Tumpengan sekaligus doa bersama
Rumah di Kutisari Indah Utara III/19, Tenggilis Mejoyo, Surabaya difungsikan sebagai rumah dinas karyawan PT Klasik Prima Karpet. Semburan minyak muncul sejak Senin (23/9). Sekitar 10 orang warga berkumpul di rumah samping lokasi semburan untuk melakukan tumpengan dan doa bersama.
Tumpengan ini juga dihadiri Camat Tenggilis Mejoyo dan Lurah Kutisari.
"Kami pagi ini mengadakan tumpengan dan doa bersama dengan warga-warga terkait semburan lumpur di wilayah ini," ujar salah satu warga yang juga merupakan HRD PT Klasik Prima Karpet, Waskito.
2. Memohon kepada Tuhan agar semburan minyak lekas berhenti
Tumpengan umumnya dikaitkan dengan ucapan rasa syukur. Namun, Waskito menjelaskan tumpengan tersebut bukan sebagai wujud syukuran melainkan permohonan kepada Tuhan agar semburan minyak tersebut segera berhenti.
"Kami memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar segera selesai lah kejadian ini dengan selamat, aman, dan tidak ada yang dirugikan," tuturnya.
Baca Juga: Badan Geologi: 80 Titik Potensi Semburan Minyak Tersebar di Kutisari
3. Hingga hari kesepuluh, semburan belum berhenti total
Pasalnya, hingga hari kesepuluh, semburan minyak tak kunjung berhenti. Meski jumlah minyak telah berkurang dan didominasi air, belum ada pernyataan ahli bahwa kondisi tersebut aman bagi warga.
"Kami masih berkoordinasi terus dengan Pak Camat, dengan Bu Lurah. Di sini juga ada petugas dari kami, termasuk juga Linmas dan petugas PU," imbuhnya.
4. Masih belum ada solusi
Hingga saat ini, lanjut Waskito, belum ada penyelesaian terhadap semburan terbuka tersebut. Entah itu ditutup atau dialirkan ke tempat pembuangan, belum satu pun pernyataan resmi yang menerangkan kondisi terbaru.
Saat ini pihaknya hanya bisa menguras hasil semburan secara manual.
"Kami sehari bisa sampai 30 drum. Lalu ditaruh di tempat pembuangan sementara. Untuk selanjutnya itu belum tahu karena kewenangan ESDM," tutupnya.
Baca Juga: Kesulitan Tangani Minyak Kutisari, Pemkot Minta Bantuan Badan Geologi