Haru, Warga Surabaya Peringati Perobekan Bendera di Hotel Yamato

Bu Risma membaca puisi orasi hingga bernyanyi

Surabaya, IDN Times - 19 September 1945 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada hari tersebut, sekelompok orang Belanda mengibarkan bendera Belanda (Merah Putih Biru) di atas Hotel Yamato (yang saat ini Hotel Majapahit) Surabaya. Namun pengibaran ini memicu amarah para pejuang yang berujung pada aksi heroik berupa perobekan bendera Merah Putih Biru menjadi Merah Putih.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, Pemkot Surabaya mengadakan aksi teatrikal perobekan bendera di depan Hotel Yamato, Rabu (19/9). Menggandeng pemuda, veteran, siswa, dan warga Surabaya lainnya, Pemkot Surabaya berhasil menghidupkan suasana haru yang terjadi pada 73 tahun silam.

1. Risma membacakan puisi orasi

Haru, Warga Surabaya Peringati Perobekan Bendera di Hotel YamatoIDN Times/Fitria Madia

Wali Kota Surabaya mendapatkan kehormatan sebagai pembaca puisi orasi mengenang tragedi 19 September. Dengan mengenakan pakaian ala pejuang veteran berwarna hijau tua, Risma dengan tegas membacakan puisi orasi yang juga diiringi instrumen musik.

73 tahun yang lalu di tempat ini, Hotel Yamato, telah terjadi peristiwa perobekan merah putih biru di mana warna biru dirobek menjadi merah putih
Yang kemudian dikibarkan kembali gagah perkasa di angkasa raya

Lautan manusia, rakyat dan pemuda Surabaya berkumpul dan marah karena buminya diinjak-diinjak
Di tempat ini lah warga surabaya ingin membuktikan bahwa bangsa indonesia telah merdeka. Merdeka! Merdeka!

Peristiwa ini memberikan tauladan
Mereka tidak hanya merobek warna biru tapi merobek hal-hal tak patut bagi negerinya. Merobek kemalasan, merobek kedholiman

2. Diwarnai teatrikal

Haru, Warga Surabaya Peringati Perobekan Bendera di Hotel YamatoIDN Times/Fitria Madia

Tak hanya puisi orasi yang membakar jiwa, aksi inti dalam peringatan ini merupakan teatrikal tragedi 19 September yaitu perobekan bendera di tengah lautan warga Surabaya. Para pemuda pun memerankan laku sebagai pejuang kala itu. Dengan mengenakan pakaian ala orang jaman dulu, pemuda-pemuda ini benar-benar menaiki atap Hotel Majapahit menggunakan tangga bambu. Suasana menegangkan nyata terasa diiringi dengan teriakan-teriakan warga yang menyerukan hati-hati kepada para aktor. "Sampai merinding saya," ujar Kabag Humas Pemkot, Muhammad Fikser.

Teatrikal juga dilanjut dengan pengibaran bendera merah putih raksasa setelah jatuhnya beberapa pejuang. Cuaca Surabaya yang pagi itu mendung pun dibuat semakin haru dengan adegan menyedihkan itu.

Baca Juga: Jembatan Kartini Dibuka, Risma Rencanakan Buat Destinasi Wisata

3. Ditutup dengan menyanyi bersama

Haru, Warga Surabaya Peringati Perobekan Bendera di Hotel YamatoIDN Times/Fitria Madia

Setelah aksi teatrikal selesai, pesta masih berlanjut. Permainan musik dari pelajar di Surabaya mengiringi sesi foto bersama Risma. Warga pun berebut untuk dapat foto bersama Risma. "Yes! Saya bisa! Saya foto dengan Bu Risma," seru beberapa siswa SD yang mengenakan seragam merah putih sembari berlarian.

Risma juga ikut bernyanyi dengan pelajar tersebut. Ia terlihat asyik menikmati lagu Aku Pasti Bisa yang dipopulerkan oleh Citra Scholastika. Di akhir nyanyian, ia tetap memegang mic dan menyampaikan orasi "Kita pasti bisa! Kita pasti bisa ya anak-anakku warga Surabaya. Jangan menyerah kita pasti bisa!" pekiknya mengakhiri acara pagi itu.

Baca Juga: Menengok Peninggalan Sejarah Bangsa di Hotel Majapahit Surabaya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya