Lisdyarita, Gagal Nyaleg Justru Sukses Menjadi Wakil Bupati Ponorogo
Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita dalam sebuah acara. IDN Times/ istimewa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ponorogo, IDN Times- Gagal saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, Lisdyarita justru berhasil menjadi Wakil Bupati Ponorogo periode 2021-2024. Mendampingi Sugiri Sancoko, pasangan yang diusung oleh PDIP, PAN, PPP dan Hanura ini meraih 61,7 persen suara. Mereka mengalahkan pasangan incumben yang hanya memperoleh 38,3 suara. Bagi Lisdyarita kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Melainkan harus kembali bangkit dan mewujudkan cita-cita.
1. Mantan Karyawan Bank, kini fokus ke UMKM
Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita dalam sebuah acara. IDN Times/ istimewaPerempuan kelahiran Jakarta, 18 Maret 1978 ini pernah berkarir di dunia perbankan. Tercatat Lisdyarita bekerja di Bank Mashil sebagai Head Teller dan di Bank BII atau Maybank sebagai Account Officer. Setelah itu Lisdyarita fokus untuk mengembangkan dunia usaha. Hingga saat ini Wakabid Ekonomi DPC PDIP Ponorogo tersebut konsen terhadap pengembangan UMKM di wilayahnya.
Baca Juga: Dari DPRD Jawa Timur, Sugiri Pulang dan Menjadi Bupati Ponorogo
2. Pernah menjabat sebagai Ketua DPD Perindo Ponorogo
Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita dalam sebuah acara. IDN Times/ istimewaSebelum bergabung dengan PDIP, ibu dari dua anak ini juga pernah menjabat sebagai Ketua DPD Partai Perindo Ponorogo. Saat Pileg 2019 lalu, Lisdyarita maju mencalonkan sebagai anggota DPR RI Dapil VII. Namun perolehan suara partai yang mengusungnya ini tidak memenuhi persyaratan sehingga Lisdyarita gagal melaju ke Senayan.
3. Ingin membawa perubahan untuk Ponorogo
Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita dalam sebuah acara. IDN Times/ istimewaGagal bertarung dalam Pileg, Lisdyarita lalu digandeng oleh Sugiri Sancoko maju dalam kontestasi Pilkada 2020. Keinginannya untuk membawa Ponorogo lebih baik lagi sangat kuat. Bersama partai pendukungnya, Lisdyarita ingin mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, berkemanusiaan, responsif, akuntabel dan berkesinambungan.
Baca Juga: Terkendala Bulu Merak, Reog Ponorogo Belum Diakui UNESCO
