Meski Pandemik COVID-19, Vaksinasi Polio Jatim Penuhi Target

Jatim sempat KLB polio pada tahun 2005

Surabaya, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim) tetap menggalakkan program pencegahan penyakit polio di tengah pandemik COVID-19. Upaya yang mereka lakukan antara lain, imunisasi polio, surveilans Acut Flaccid Paralysis (AFP), dan pemeriksaan laboratorium polio. Program ini sangat penting, sebab polio masih mengancam.

1. Imunisasi polio di Jatim penuhi target

Meski Pandemik COVID-19, Vaksinasi Polio Jatim Penuhi TargetIlustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Dinkes Jatim, Herlin Ferliana mengatakan, target imunisasi polio atau vaksinasi tahun 2020 adalah 79,17 persen. Dari target tersebut, data 31 Oktober 2020 mencatat bahwa imunisasi polio jenis OPV1 pada usia anak 0-1 bulan mencapai 82,54 persen.

Kemudian cakupan imunisasi polio jenia OPV2 untuk anak usia 2 bulan mencapai 82,17 persen, lalu  OPV3 untuk anak usia 3 bulan mencapai 81,16 persen dan OPV4 anak usia 4 bulan mencapai 79,79 persen. Terakhir pada cakupan IPV yang dilakukan bersamaan dengan OPV4 mencapai 30,33 persen.

“Artinya meskipun dalam keadaan pandemik, kami masih tetap prioritaskan polio pada anak,” ujar Herlin.

Baca Juga: Vaksin Polio di Bantul Sudah 5 Bulan Kosong, Warga Kebingungan

2. Polio miliki 3 tipe, tingkat kematian rendah tapi dampaknya pada kelumpuhan permanen

Meski Pandemik COVID-19, Vaksinasi Polio Jatim Penuhi TargetIlustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya ini mengingatkan bahayanya polio. Virus yang satu ini mempuntai tiga strain mutasi, polio tipe 1, 2 dan 3. Alasan dilakukan imunisasi pada anak usia balita, sebab virus polio rerata menyerang seseorang yang berusia di bawah 15 tahun.

“Gejalanya adalah demam lebih dari 38 derajat celcius, batuk, pilek, myalgia dan selanjutnya dalam 14 hari. Berikutnya terjadi kelumpuhan yang bersifat layuh (lunglai). Masa inkubasi poliomeylitis antara tiga hari sampai dengan enam hari,” jelas Herlin.

Organ tubuh yang paling rentan  diserang virus ini adalah alat gerak, yaitu tangan dan  kaki. Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian akibat polio memang sangat rendah, sebesar 2-5 persen. Namun dampak kecacatannya yang hebat adalah kelumpuhan yang bersifat permanen.

3. Jatim KLB polio pada 2005, sangat penting melapor ke Puskesmas jika ada temuan

Meski Pandemik COVID-19, Vaksinasi Polio Jatim Penuhi TargetIlustrasi Penyuntikan Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Herlin berharap, semua pihak saling mengedukasi pentingnya imunisasi polio bagi anak. Tak hanya pada cakupan OPV1 saja tapi harus lengkap hingga IPV. Meski kasus polio sudah jarang ditemui di Jatim, tapi ancaman itu masih ada. Pada 2005 lalu, ada sebanyak 45 kasus polio di Madura bersamaan KLB nasional dengan total kasus 302 kasus.

"Maka segera melaporkan ke puskesmas apabila menemukan keluarga atau tetangga anak usia kurang dari 15 tahun yang secara mendadak lumpuh, agar puskesmas menindak-lanjutinya dengan verifikasi ke lapangan,” pungkasnya.

Baca Juga: 95 Persen Telah Diimunisasi, Afrika Nyatakan Bebas dari Polio Liar

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya