Jurnalis Ini Lakukan Tes Corona tapi Tak Diberi Obat dan Diagnosis

Dia memilih mengisolasi diri sambil menunggu hasil tes

Surabaya, IDN Times - Virus corona atau Covid-19 kian merajarela. Virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok ini sudah mulai menginfeksi masyarakat Jawa Timur (Jatim). Sebanyak 26 pasien terkonfirmasi positif virus corona, 79 pasien dalam pengawasan dan 793 orang dalam pemantauan hingga Sabtu malam (21/3).

Kondisi ini pun membuat pemerintah pusat hingga pemerintah daerah kompak menginstruksikan belajar, bekerja dan beribadah di rumah. Tagar #DiRumahAja juga mewarnai media sosial saat ini. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi mayoritas pemburu pemberita alias jurnalis.

Salah seorang jurnalis televisi, Monica Felicitas Gracia Fiany beberapa waktu lalu masih giat meliput soal perkembangan virus corona di Jawa Timur. Dia meminta IDN Times untuk tidak menyebut stasiun TV tempatnya bekerja secara detail, cukup disebut 'salah satu stasiun televisi nasional'.

Alih-alih menjalankan tugas suci yang mulia, dia kini dirumahkan. Setelah mengalami gejala-gejala mirip pasien terinfeksi virus corona.

1. Langsung jalani pemeriksaan dan tes di RSUA

Jurnalis Ini Lakukan Tes Corona tapi Tak Diberi Obat dan DiagnosisSuasana ruang pemeriksaan tes corona. Monica Felicitas Gracia Fiany for IDN Times

Gejala yang dialami Monic- sapaan akrabnya- bermula dari meliput kunjungan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ke Tropical Disease Center (TDC) Universitas Airlangga (Unair), Minggu pekan lalu (15/3). Seperti biasanya, sebelum narasumber datang, para jurnalis bergerombol saling canda untuk membakar kejenuhan menunggu. Maklum, kala itu agenda kunjungan molor karena ada Rakornis di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Monic juga bersinggungan dengan salah seorang jurnalis TV regional yang baru saja pulang dari negara tetangga, Malaysia. Dia pun merasa baik-baik saja dan menuntaskan liputannya sore itu. Sampai akhirnya malam hari di rumah, mantan jurnalis Jawa Pos ini mengalami demam.

Demam tersebut berlanjut hingga tiga hari lamanya. Tak hanya itu, gejalanya juga disertai batuk flu dan radang. Akhirnya ia dan seorang jurnalis TV nasional lainnya memutuskan periksa ke Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA). Mengingat rumah sakit ini ditunjuk pemerintah sebagai laboratorium pemeriksaan virus corona.

"Hari Rabu (18/3), setelah konsultasi sama keluarga dan kantor, saya ke RSUA periksa dan tes virus corona," ceritanya kepada IDN Times, Minggu (20/3).

2. Diperiksa, dites tapi tak diberi obat

Jurnalis Ini Lakukan Tes Corona tapi Tak Diberi Obat dan DiagnosisIlustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketika di RSUA, Monic langsung diarahkan ke pemeriksaan VIP. Dia mengaku dibantu oleh pihak Pemprov Jatim. Di sana, dia sempat merasa di tempat asing. Para perawatnya memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. "Jadi aneh banget, perawatnya kayak astronaut gitu," ucapnya.

Tak hanya itu, tempat duduk satu dengan lainnya berjarak satu meter. "Itu buat insecure, merasa dijauhi," katanya.

Ketika menunggu, Monic diminta mengisi formulir mirip kuesioner. Di situ ada beberapa pertanyaan yang harus dijawabnya. Terkait gejala-gejala yang dirasakannya. Setelah dua menit lamanya menunggu, dia diminta masuk ke ruang pemeriksaan. Di sana dia menghadap seorang dokter yang hanya memakai masker. "Tapi di dalam ada tiga perawat yang pakaian astronaut," tukasnya.

Kuesioner yang diisi Monic itu ditanyakan ulang oleh dokter. Konsultasi singkat sempat terjadi antara pasien dengan dokter. Tak menunggu waktu lama, Monic langsung di-swab. Metode pengambilan sampel lendir di hidung dan tenggorokan. "Disogrok (dimasukkan) ke hidung gitu," ucap dia.

Kemudian di tempat yang sama, Monic juga langsung dites darahnya. "Jadi di satu ruangan langsung bisa tes swab dan darah, kita gak perlu ke mana-mana lagi," kata dia. Usai diperiksa dan dites, Monic tidak langsung mendapat hasilnya. Dia diminta menunggu sekitar 3-5 hari lamanya.

"Katanya sih ditelepon kalau sudah keluar haslinya," Monic menambahkan.

Anehnya, Monic tidak diberikan obat sama sekali oleh pihak RSUA. Dia sempat heran, karena kondisinya kala itu demam, batuk dan flu. Dia berharap ada obat yang bisa meredakan sakitnya tersebut, sembari menunggu hasil tes. "Harusnya minimal dikasih obat lah, saya demam waktu itu. Gak ada diagnosis juga, menunggu hasil. Ya sudah terus pulang," katanya.

Soal pembayaran, pihak rumah sakit masih merincinya sembari menunggu hasil tes tersebut. Yang jelas, dia tidak dipungut biaya sepeser pun saat berobat di RSUA kala itu. "Belum bayar sama sekali, mungkin karena juga dibantu pemprov ya, tapi rinciannya juga katanya nunggu hasil tes," kata perempuan yang juga pernah menjadi jurnalis Harian Surya tersebut.

Baca Juga: Covid-19 di Jatim Terus Bertambah, Khofifah Bentuk Tiga Gugus Tugas

3. Putuskan periksa lagi di RS Siloam

Jurnalis Ini Lakukan Tes Corona tapi Tak Diberi Obat dan DiagnosisIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Merasa tidak kuat dan enggan sembarangan membeli obat penurun demam di apotek tanpa resep dokter, Monic memilih periksa lagi. Kali ini di Rumah Sakit Siloam. Di sini dia diperiksa ulang oleh dokter. Konsultasi juga ada. Dia juga dites darah lagi. Sayangnya tes swab tidak ada.

Tak lama kemudian, hasil tes darah Monic di RS Siloam keluar. Di sana dia dinyatakan negatif tifus, DBD (Demam Berdarah Dengue), dan lainnya. Tapi dokter yang memeriksanya sempat menyampaikan ada virus di dalam tubuh Monic. "Bilang ada terinfeksi virus sedikit, tapi gak tahu virus apa. Nah ini yang jadi pertanyaan besar," ucapnya.

Meski belum tenang, Monic sedikit lega. Demam yang dialaminya perlahan turun. "Sekarang sekitar 37 derajat (celsius)," ucapnya. Dia juga diminta kantornya untuk isitirahat penuh di rumah sembari menunggu hasil tes corona dari RSUA.

4. Sempat dicap ODP, PDP bahkan positif virus corona

Jurnalis Ini Lakukan Tes Corona tapi Tak Diberi Obat dan DiagnosisIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Pemeriksaan yang dijalani Monic sempat berdampak sanksi sosial terhadapnya. Dia dicap ODP, PDP dan positif virus corona. Berbagai pesan masuk dari teman-temannya dengan sabar dibalas satu per satu. Dia mencoba memberi konfirmasi bahwa status tersebut tidak melekat pada dirinya.

"Kalau merujuk pengertian ODP, saya tidak memenuhi kriteria itu. Kan gak dari negara terinfeksi virus. Aku gak ke luar negeri belakangan ini. Aku juga gak bersinggungan dengan pasien positif," kata dia.

Meski begitu, dia memilih berdiam diri dan mengisolasi diri di dalam rumah. Dia menunggu hasil tes corona dari RSUA. "Intinya menunggu dulu hasil tes kemarin, ini kan sudah empat hari. Mungkin besok (Senin) ditelepon seperti janjinya menunggu 3 sampai 5 hari," ucap Monic.

Baca Juga: Salat Jumat di Jatim Tetap Digelar, tapi Ada Syarat Khusus

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya