Dua Pekan, 40 Ribu Penumpang Masuk ke Jatim

Pemudik lokal dalam provinsi juga menembus 50 ribu lebih

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengakui gelombang arus mudik kian deras. Pergerakan pemudik tidak hanya antar provinsi saja melainkan antar kota di Jatim. Berdasarkan data yang ia terima, Khofifah mengatakan bahwa jumlah penumpang yang masuk ke Jatim pada 16-29 Maret menembus 25.450 orang.

1. Jumlah pemudik sehari bisa lebih dari 7 ribu

Dua Pekan, 40 Ribu Penumpang Masuk ke JatimGubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kanan) dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat konferensi pers update data persebaran virus corona, Senin (30/3). IDN Times/Dok. Istimewa

Dalam sehari, Khofifah menyebut angka tertinggi bisa mencapai 7.635 orang. "Kalau saat ini kira-kira 25.450 ditambah 15-ribuan (perkiraan tambahan 30-31 Maret) untuk pemudiknya," ujar Khofifah saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (31/3).

Apabila ditaksir jumlah pemudik dari luar provinsi yang masuk ke Jatim sekitar 40 ribu orang. Angka ini terjadi hanya selama 15 hari saja.

2. Ada 50.790 pemudik lokal dalam provinsi

Dua Pekan, 40 Ribu Penumpang Masuk ke JatimIlustrasi mudik. IDN Times/Imam Rosidin

Tak kalah pentingnya, pemudik lokal dalam provinsi juga mengalami lonjakan signifikan. Sebanyak 50.790 pekerja transportasi, yang terdiri dari ojek online hingga sopir taksi diperkirakan telah pulang ke kampung halaman karena merebaknya virus corona atau COVID-19.

"Tapi juga ternyata dari pekerja tranportasi mereka semacam ojol, sopir taksi terkonfirmasi 169.300 yang sudah mudik 50.790," kata Khofifah.

"Beberapa pekerja transportasi publik yang sudah mudik duluan, mungkin mereka jadi driver ojol di mana kemudian pulang ke mana. Tapi ini Jatim ke Jatim itu ada 50.790 orang," dia menambahkan.

3. Pemudik diwajibkan lapor ke RT/RW hingga lurah

Dua Pekan, 40 Ribu Penumpang Masuk ke JatimTerminal Purabaya Bungurasih. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Adanya fenomena tersebut, kepala desa atau lurah di Jatim pun bergerak aktif. Mereka membuat peraturan kepada warganya yang baru saja pulang dari luar daerah harus wajib lapor.

"Misal dari Surabaya pulang ke Jombang mereka harus lapor mulai RT/RW/Lurah. Sehingga tercatat mobilitas warganya," ujarnya. Wajib lapor ini sangat penting dalam antisipasi COVID-19. Jika ada warga yang terjangkit virus, Dinas Kesehatan setempat akan langsung melacaknya. 

"Itu juga untuk kepentingan tracing yang bisa lebih mudah dan cepat. Koordinasi sudah nyambung," kata Khofifah.

Baca Juga: Jusuf Kalla: Jangan Mudik Selama Pandemi Corona, Selamatkan Keluarga!

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya