Cerita Nina, Aktivis Cilik Asal Gresik di COP 26

Ia bahkan berkirim surat pada para pemimpin negara maju

Surabaya, IDN Times - Aeshnina Azzahra (14) bertolak ke Eropa untuk menghadiri dua event internasional sejak 28 Oktober 2021 lalu. Nina--sapaan karibnya- datang ke dua event, Plastic health summit di Amsterdam dan kUN Climate Chane Conference of the Parties (COP 26) di Glasgow.

Dalam event itu, Nina mengungkap fakta bahwa sekitar tempat tinggalnya di Wringinanom, Gresik, Jawa Timur (Jatim), menjadi tempat sampah plastik Impor. Parahnya, proses daur ulang sampah plastik impor itu menyebabkan pencemaran mikroplastik dan kontaminasi dioksi.

1. Pamerkan sampah plastik impor dari negara maju

Cerita Nina, Aktivis Cilik Asal Gresik di COP 26Aeshnina Azzahra (14) saat menghadiri Plastic health summit di Amsterdam dan kUN Climate Chane Conference of the Parties (COP 26) di Glasgow 28 Oktober 2021 lalu. Dokumentasi Istimewa

Ketika pagelaran COP 26 Nina terdaftar sebagai observer, mewakili Global Alliance for Incinerator Alternative ( GAIA) Asia Pasific. Dia menampilkan sampah-sampah impor yang berasal dari Eropa, Amerika dan Australia di Action Zone Hall, dalam Blue Zone.

“Dalam area COP 26 di Glasgow hanya delegasi yang terdaftar pada Panitia United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang boleh masuk dan mengikuti agenda COP," ujar Nina melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (24/11/2021).

Sekadar diketahui, dalam area COP 26 yang digelar di Scottish event Campus (SEC) 31 Oktober - 12 November 2021 terbagi dalam dua zona. Pertama, zona biru yang menjadi ruang lobi dan konferensi. Kedua, zona hijau wahana pameran dari berbagai negara dalam pavilion yang menampilkan upaya-upaya negara dalam mitigasi perubahan iklim dan upaya inovasi dalam pengurangan emisi.

Dalam kesempatan ini Nina didaulat untuk menceritakan perjuangannya saat menolak impor sampah dari negara maju ke negara berkembang. Dia menegaskan akan terus berjuang agar sampah plastik impor dari negara maju tidak masuk lagi ke negara berkembang termasuk Indonesia.

"Karena setiap anak memiliki hak atas lingkungan yang sehat,” tegas dia. Nina juga mengajak anak muda agar tidak takut menyuarakan haknya atas keadilan iklim.

Baca Juga: Warga Desa Tropodo yang Berdamai dengan Asap Plastik Impor

2. Ikut aksi tolak sampah bersama aktivis lingkungan luar negeri

Cerita Nina, Aktivis Cilik Asal Gresik di COP 26Sampah impor. Dokumentasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Lebih lanjut, Nina juga mengikuti aksi menolak sachet bersama Breakfreefromplastic. Kegiatan aksi dilakukan di pintu masuk Blue Zone pada Rabu (10/11/2021), bersama beberapa aktivis dari Inggris, Koordinator Breakfreefromplastic Eropa, Amerika Serikat, India, Koordinator Green Africa Youth, Global Allliance for Incinerator Alternatives Africa.

Masalah sampah plastik yang diimpor Indonesia menimbulkan masalah serius pada kerusakan sungai akibat mikroplastik, kepunahan jenis ikan akibat bahan kimia dala proses daur ulang dan kontaminasi senyawa beracun dioksin akibat pembakaran plastik.
Indonesia setiap tahun mengimpor tak kurang dari 3 juta ton sampah kertas yang di dalamnya terkontaminasi  sampah plastik rumah tangga dari 50 negara maju.

Dalam proses daur ulang di Indonesia sampah-sampah plastik ini mengakibatkan pencemaran air Sungai Brantas, Citarum, Kali Surabaya dan Kali Porong. Industri kertas pengimpor sampah kertas memproses sampah dan membuang limbah melebihi baku mutu dan akhirnya mencemari sungai-sungai penting di Jawa seperti Brantas dan Citarum. 80 persen ikan-ikan di Brantas mengandung mikroplastik.

Berangkat dari fakta kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh impor sampah plastik, Nina yang duduk di bangku kelas 3 SMPN 12 Gresik di Wringinanom akhirnya menuliskan surat protes kepada pemimpin negara-negara pengekspor.

“Saya menulis surat kepada pemimpin negara pengeskpor sampah agar mereka menghentikan pengiriman sampah ke Indonesia,” beber Nina.

3. Tulis surat protes ke pimpinan negara pengekspor sampah plastik

Cerita Nina, Aktivis Cilik Asal Gresik di COP 26Aeshnina Azzahra (14) saat menghadiri Plastic health summit di Amsterdam dan kUN Climate Chane Conference of the Parties (COP 26) di Glasgow 28 Oktober 2021 lalu. Dokumentasi Istimewa

Adapun penolakan aktivis cilik itu terhadap sampah impor dengan menulis surat protes penolakan sampah impor kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Joe Biden; Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morison; PM Kanada, Justin Trudeu; PM Inggris, Boris Johnson; PM Jerman Angela Markel.

Tak sekadar berkirim surat, Nina Nina secara langsung datang ke Den Hag, Belanda untuk menyerahkan surat protesnya dan diterima oleh Penasehat Senior Sirkular Ekonomi di Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Arnoud Passenier pada 26 Oktober 2021.

Kampanye penolakan sampah yang dilakukan juga digaungkan di media sosial. Membuat petisi “Indonesia bukan Tempat Sampah Global”, petisi yang didukung oleh Ecoton ini berhasil pengumpulkan lebih dari 400 ribu tanda tangan dukungan. Menggunakan Instagram @infomistik untuk sosialisasi bahaya mikroplastik.

https://www.youtube.com/embed/iyo1Z_-KcZE

Baca Juga: Gadis Cilik Asal Jatim Kirim Surat Kecaman untuk Donald Trump

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya