TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pabrik Masker di Jombang Mampu Produksi 300 Ribu Lembar Tiap Hari

Jika kerja tiga sif malah bisa produksi 1 juta lembar masker

Proses pembuatan masker di dalam pabrik. IDN Times/zainul arifin

Jombang, IDN Times - Pabrik pembuatan masker dan alat pelindung diri (APD) di Jombang yang dikunjungi Gubernur Jawa timur Khofifah Indar Parawansa pada Rabu lalu (18/3), mampu memproduksi 300 ribu masker per hari. Bahkan, pabrik bisa memproduksi hingga 1 juta lembar masker andai bisa menerapkan tiga sif pekerja.

"Kami biasanya itu produksi satu sif 300 ribuan, kalau kami mau digenjot tiga sif itu bisa sampai 1 juta," ujar Direktur Operasional PT Jayamas Medica Industri (Mojoagung Plant) Leonard, Jumat (20/3).

1. Bahan baku terbatas, pabrik mampu produksi satu sif

Proses pembuatan masker. IDN Times/zainul arifin

Leonard menjelaskan, masker yang diproduksi pabrik tersebut di antaranya masker N95 dan masker bedah. Pihak pabrik tidak bisa memproduksi tiga sif karena keterbatasan bahan baku. Sebab, produksi masker penutup mulut tersebut bahan bakunya dari impor. Sehingga, perusahaan yang berlokasi di Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung, Jombang tersebut, hanya dapat memproduksi satu shift saja.

"Tapi karena keterbatasan bahan baku, saat ini kami tidak bisa jalan tiga sif. Jadi hanya jalan satu sif saja untuk (produksi) masker," ucapnya.

Baca Juga: Corona Mewabah, Polres Madiun Kota Selidiki Dugaan Penimbunan Masker

2. Bahan baku lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan pabrik

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kerudung putih) melihat langsung proses produksi masker didalam pabrik. IDN Times/zainul arifin

Menurut Leonard, bahan baku dulunya ada yang impor, ada pula yang lokal. Namun, produsen bahan baku lokal tidak cukup untuk memenuhi seluruh pabrik di Indonesia. Sehingga, pabrik harus mengimpor.

"Memang produsen lokal di Indonesia sudah bisa. Bukannya kami memaksakan harus impor, tapi satu perusahaan lokal ini harus menyuplai untuk seluruh pabrik masker yang dulu mereka impor. Jadi sekarang kapasitas produsen lokal pun tidak cukup memenuhi seluruh pabrik di Indonesia," jelasnya.

"Kami distribusi nasional, jadi ya sebisanya mengalokasikan untuk satu Indonesia," sambungnya.

3. Kenaikan harga masker dari harga bahan baku, bukan permintaan pasar

Leonard, Direktur Operasional pabrik PT Jayamas Medica Industri. IDN Times/zainul arifin

Terkait dengan adanya virus corona, Leonard menyebut tidak ada perubahan. Artinya permintaan tetap sama, baik sebelum maupun sesudah muncul Covid-19. Terkait dengan kelangkaan masker di pasaran, Leonard pun mengakui jika permintaan tinggi. Kendati begitu, pihak pabrik tidak menaikkan harga masker.

"Ya, memang permintaannya tinggi dan memang banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab, diambil sendiri atau menyetok sendiri dan tidak dijual, (membuat) permintaan tinggi. Kalau harga saya gak tahu, karena pabrik kami gak mendistribusikan. Kalau harga dari pabrik memang naik, tapi naiknya tidak sampai gila-gila yang bapak lihat di online. Kami mengikuti harga bahan baku, harga bahan baku naik ya kami harus naik," paparnya.

Baca Juga: Khofifah Kunjungi Pabrik Masker untuk Pembelian Kuota Khusus

Berita Terkini Lainnya