Khofifah Prihatin Kerusuhan Suporter di Blitar
Pemprov Jatim akan tanggung jawab dengan memberi ganti rugi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jombang, IDN Times - Kerusuhan suporter sepak bola pada laga semifinal Piala Gubernur Jatim di Kota Blitar, kemarin Selasa (18/2), memantik keprihatinan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Meski pertandingan antara Persebaya Surabaya vs Arema FC dihelat tanpa penonton, nyatanya kericuhan tetap pecah di luar Stadion Soeprijadi.
"Saya pasti prihatin atas insiden itu. Tentu kita berharap bahwa, semua warga, harusnya berkesempatan menikmati sebuah laga yang berkualitas. Tapi itulah yang terjadi," kata Khofifah saat menghadiri bupati melayani warga (bulaga) di Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, Jombang, Rabu (19/2).
1. Lokasi pertandingan netral dan ditentukan panitia pelaksana
Khofifah menjelaskan, penentuan lokasi laga antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC diputudkan oleh Panitia Pelaksana (Panpel). Blitar dianggap sebagai lokasi netral bagi kedua kesebelasan.
"Dari diskusi diputuskan oleh rapat, lalu ini diputuskan tanpa penonton. Jadi teman-teman harus meng-under line keputusan bersama antara jajaran Polda, jajaran Panpel. Panpelnya adalah Asprov PSSI. Dan jajaran Pemprov, bahwa di tempat netral berarti tidak di Malang, tidak di Surabaya, dan tanpa penonton. Jadi saya rasa, keputusan ini yang harusnya kita bisa menghormati bersama," ujar Khofifah.
Baca Juga: Kapolda Sebut Pelaku Kerusuhan Blitar Teridentifikasi Melalui Video
Baca Juga: Bonek-Aremania Rusuh di Blitar, Pemprov Jatim Siap Tanggung Jawab