TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polisi Tangkap Sindikat Premanisme Berkedok Calo Tiket Bus di Surabaya

Korban dipaksa membayar harga tiket sepuluh kali lipat

Dok. IDN Times/Istimewa

Surabaya, IDN Times - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur, berhasil mengamankan sejumlah preman yang beroperasi di Terminal Bungurasih, Surabaya, pada Jumat (5/10). 

1. Modus yang dipakai para preman

Dok. IDN TImes/Istimewa

Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Leonard Sinambela, mengatakan modus yang dilakukan para preman adalah dengan memeras calon penumpang. Mereka berlagak menjadi calo tiket bus.

Pengungkapan ini bermula dari laporan masyarakat. Mereka merasa janggal terhadap harga tiket bus yang lebih mahal dari harga normal. "Ini termasuk kategori premanisme kepada para penumpang bus. Mereka mengutip uang dengan jumlah yang cukup besar kepada para penumpan. Kemarin ada satu korban yang baru pulang dari Kalimantan (jadi korbannya)," ujar AKBP Leonard Sinambela, di Surabaya, Jumat (5/10).  

2. Pelaku memaksa korban membayar bus senilai Rp400 ribu

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Para tersangka, kata Leonard, memiliki pola kerja yang sistematis. Sebagian dari mereka ada yang memilih korban dan ada yang bertugas menawarkan tiket palsu.  "Setelah dibawa ke kantor travel, para pelaku ada yang betugas membuat kupon tiket dengan membayar lunas tiket bus senilai Rp395 ribu dan Rp400 ribu," lanjutnya.  
 

3. Harga normalnya sekitar Rp50 ribu

Dok. IDN Times/Istimewa

Leonard bercerita para tersangka memaksa korban untuk membayar tiket bus sepuluh kali lipat dari harga normal. Padahal, berdasarkan aturan Gubernur dan Dirjen Perhubungan Darat, tarif atas dan tarif bawah sudah ditentukan.  

"Korban dari Kalimantan ke Madiun, tarif atas yang berlaku sebesar Rp40 ribu, tapi ditarik paksa Rp400 ribu. Banyak masyarakat yang mengeluhkan ini, tapi rata-rata tidak ada yang melapor ke pihak kepolisian, karena buru-buru mau pulang, tapi menggerutu dan mengeluh pada saudaranya, keluarganya, atau sosial media," beber dia.  
 

Berita Terkini Lainnya