Tim Gabungan Aremania Tolak Renovasi Stadion Kanjuruhan
Mereka menilai lebih baik dibangun stadion baru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo melalui Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana melakukan renovasi total Stadion Kanjuruhan. Melalui website resmi Kementerian PUPR, disampaikan jika renovasi ini akan menelan biaya mencapai Rp390 miliar dengan lama pekerjaan 2 tahun 4 bulan.
Renovasi sendiri akan berfokus pada ringroad pengaman luar, perbaikan struktur stadion agar berstandar FIFA, perbaikan fasilitas penonton mulai dari tangga dan pintu, perbaikan fasilitas pemain, penambahan kursi single seat, dan penambahan atap tribun barat. Kemudian juga ada 4 rekomendasi perbaikan mulai dari toilet, perimeter, penerangan, dan pagar pembatas. Namun, rencana itu mendapat penolakan.
Baca Juga: 2 Terdakwa Pembongkaran Stadion Kanjuruhan Divonis 4 Bulan Penjara
1. TGA menolak renovasi Stadion Kanjuruhan karena masih jadi TKP Tragedi Kanjuruhan
Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dian Berdinandri menyatakan penolakan terhadap rencana renovasi Stadion Kanjuruhan. Ia menegaskan jika proses hukum masih belum memuaskan Aremania dan keluarga korbam Tragedi Kanjuruhan.
"Penolakan kita sebenarnya lebih ke Stadion itu janganlah direnovasi. Karena pertama menurut kami itu adalah TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang kasus hukumnya kurang maksimal (penyelesaiannya)," terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (11/04/2023).
Dian juga meyakini sebagian besar Aremania tidak akan nonton di situ. Sebagian besar Aremania kini tengah menggodok permohonan pada Presiden RI, Kementerian PUPR, dan Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI agar Stadion Kanjuruhan dijadikan monumen.
"Secara psikis kita tidak akan bisa, sebagai Aremania tidak akan bisa masuk ke Stadion Kanjuruhan kemudian bersukacita nonton sepakbola, terus bersorak-sorai dan bernyanyi. Dimana di situ merupakan bekas jasad saudara, anak, keluarga kami terkena Tragedi Kanjuruhan," tegasnya.
Baca Juga: Mahasiswa Kota Malang Kritik Peradilan Tragedi Kanjuruhan