Tragedi PKI 1948, Bupati: Madiun Hanya Dijadikan Pusat Aksi
Bupati mengaku akan terus hapus stigma Madiun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times – Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro kembali menyampaikan tentang upaya yang dilakukan untuk menghapus stigwa daerahnya sebagai basis Partai Komunis Indonesia (PKI). Kali ini, ia menegasakan bahwa Madiun hanyalah lokasi yang dijadikan PKI untuk memproklamasikan Republik soviet pada 18 September 1948.
“Madiun hanya dijadikan pusat aksi (PKI),” kata Kaji Mbing, sapaan akrab Ahmad Dawami Ragil Saputro usai upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Selasa (1/10).
1. Pemberontakan PKI di Madiun berlangsung 13 hari
Aksi itu dipelopori oleh sejumlah tokoh dari PKI, seperti Muso, Amir Syarifuddin, Sumarsono, dan Joko Suyono yang bukan orang asli Madiun. Oleh karena itu, Kaji Mbing menyatakan Madiun tidak memiliki embrio pemberontak. Terlebih ingin menggantikan dasar negara dengan cara membuat kekacauan dan membantai para tokoh pro Pancasila.
Menurut dia, pemberontakan PKI di Madiun berlangsung selama 13 hari, yakni antara 17 – 29 September 1948. Dalam aksinya, mereka juga menduduki dan menguasai tempat-tempat penting di Madiun. “Tepat pada 30 September 1948 PKI lari dan Madiun sudah bisa dikuasai Pasukan Siliwangi bersama rakyat,” ujar Kaji Mbing.
Baca Juga: Kades Terlibat Sabu, Satu Desa di Madiun Talangi Anggaran Pilkades