TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hilangkan Stigma Tentang PKI, Madiun Akan Bangun Monumen Lubang Sudo

Wisata sejarah tentang pemberontakan PKI 1948

Lokasi Lubang Sudo di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Madiun, IDN Times - Destinasi wisata sejarah di Kabupaten Madiun yang kini ada tiga bakal bertambah. Hal itu seiring dengan rencana pembangunan Monumen Lubang Sudo di Desa Kresek, Kecamatan Wungu yang dimulai tahun depan.

Lokasi itu merupakan kuburan massal para ulama, tokoh masyarakat, dan polisi yang dibantai anggota Partai Komunis Indonesia pada tahun 1948. Secara historis Lubang Sudo nyaris sama dengan Monumen Kresek yang juga berada di Desa Kresek.

Adapun dua destinasi sejarah yang lain adalah Monumen Perjuangan Brimob di Desa Kandangan, Kecamatan Kare; dan Monumen Tentara Genie Pelajar di Saradan.

1. Alokasi anggaran pembangunan Lubang Sudo Rp1,5 miliar

Lubang Sudo di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun bakal dibangun menjadi lokasi wisata sejarah. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Kabid Pengembangan Wisata Disparpora setempat Isbani mengatakan alokasi anggaran pembangunan Monumen Lubang Sudo sebanyak Rp1,5 miliar. “Anggaran sebanyak itu untuk pembangunan tahap awal seperti pembuatan tugu, sarana dan prasarana,” kata dia, Rabu (27/11).

Menurut dia, pengembangan monumen bakal dijalankan secara bertahap hingga beberapa tahun ke depan. Proyek tersebut berlangsung di lahan seluas 3.000 meter persegi yang hingga kini masih dalam proses pembebasan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemkab Madiun. Sebab, lahan itu masih milik warga.

Baca Juga: Begini Reaksi Kajari dan Wali Kota Madiun Soal Isu Pembubaran TP4D 

2. Untuk menghilangkan stigma tentang Madiun sarang PKI

Kabid Pengembangan Wisata Disparpora Kabupaten Madiun Isbani. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Isbani menyatakan keberadaan Monumen Lubang Sudo nantinya diharapkan mampu menghilangkan stigma tentang Madiun sebagai sarang PKI. Hal ini tidak terlepas dari peristiwa yang terjadi pada 1948.

"Madiun hanya menjadi tempat (pemberontakan PKI). Tokoh-tokoh organisasi tersebut bukan orang asli Madiun," ujar Isbani.

Baca Juga: Pemkab Madiun Dorong Pengembangan Wisata Berkonsep Bambu

Berita Terkini Lainnya