Ada Antraks di Yogya, Waspadai dengan Cara Ini

Sejauh ini di Surabaya belum ditemukan

Surabaya, IDN Times - Hingga saat ini belum ditemukan adanya penyakit antraks di Kota Surabaya. Meski begitu, Dinas Kesehatan (Dinkes Kota Surabaya memberikan sejumlah himbauan kepada masyarakat untuk mencegah penularannya. 

Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, sumber penularan antraks pada manusia biasanya akibat kontak dengan produk atau hewan pemamah biak seperti sapi, kerbau, kambing, dan lain-lain yang telah terinfeksi dengan bakteri Antraks atau Bacillus anthracis.

Untuk mencegah hal ini, pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat agar mengkonsumsi daging hewan ternak yang sehat. Selain itu, proses memasak daging harus dipastikan matang sempurna.  "Direkomendasikan produk hewan tersebut di sembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) resmi," ujar Nanik, Rabu (12/7/2023). 

Lalu, tidak mengkonsumsi produk pangan asal hewan yakni daging dan susu  maupun bahan asal hewan seperti kulit, tulang, bulu, dan lain-lain yang berasal dari hewan sakit atau mati mendadak. 

"Masyarakat diimbau untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS. Yakni dengan mencuci tangan menggunakan sabun setelah kontak atau bersinggungan dengan hewan yang mati atau sakit dengan gejala Antrak," ungkap Nanik. 

Nanik menyebut, pihaknya telah melakukan sejumlah antisipasi dalam pencegahan dan pengendalian Antraks. Salah satunya adalah telah melakukan deseminasi informasi pada fasilitas kesehatan mengenai penyakit Antraks melalui media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). 

"Kami juga telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dalam pelaporan serta penemuan kasus hewan yang terjangkit Antraks," jelas dia. Serta telah melakukan monitoring dan evaluasi intensif secara rutin setiap minggu pada aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) di tingkat Puskesmas dan Rumah Sakit.

Seperti diberitakan sebelumnya kasus penyebaran antraks di Gunungkidul mencuat setelah dilaporkan sebanyak 87 warga dinyatakan positif terjangkit berdasarkan tes serologi. Bahkan, satu warga lainnya meninggal pada 4 Juni 2023 lalu. Mereka terjangkit antraks karena tradisi Mbrandu atau memakan sapi yang mati karena terserang penyakit. Selain warga, enam ekor sapi dan enam ekor kambing ternak mati karena penyakit ini.

Baca Juga: Gunungkidul Tak Berlakukan KLB Antraks, Bupati: Belum Perlu

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya