Hapus Stigma Tragedi 1948, Kampung Pesilat Ikon Baru Kabupaten Madiun
Efek pemberontakan PKI masih terasa hingga sekarang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times – Kabupaten Madiun mempunyai sebutan baru di bidang seni dan budaya. Jika sebelumnya hanya dikenal karena kesenian Dongkrek, maka sejak beberapa tahun terakhir telah diproklamirkan sebagai ‘Kampung Pesilat’ oleh pemerintah setempat.
Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro mengatakan bahwa pemberian brand baru itu mempunyai banyak tujuan positif. Salah satunya, menghapus stigma akibat pemberontakan PKI di daerah setempat pada 1948 yang masih dirasakan hingga saat ini.
“Stigma negatif dicabut dan digantikan menjadi kampung pesilat. Bukan (sebagai daerah) sumbernya PKI tetapi ini lho kampung pesilat, pendekar yang berakhlak,” kata Kaji Mbing, panggilan akrab Ahmad Dawami Ragil Saputro, dalam wawancara khususnya dengan IDN Times Rabu (4/9).
1. Seluruh elemen diharapkan memegang komitmen kampung pesilat
Kaji Mbing mengatakan, untuk menghapus stigma itu, tentunya membutuhkan komitmen seluruh pihak. Tidak hanya jajaran Forpimda, namun 14 perguruan silat yang berpusat di Madiun harus kompak menjaga kerukunan, keamanan, dan ketentraman. Demikan halnya para masyarakat di luar anggota suatu perguruan silat.
Adapun 14 perguruan pencak silat yang ada di Madiun tersebut di antaranya, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW), Persaudaraan Setia Hati Tuhu Tekad, IKS Kera Sakti. Kemudian perguruan Ki Ageng Pandan Alas, Tapak Suci, Pro Patria, Persinas ASAD, Merpati Putih, Pagar Nusa, Cempaka Putih, Persaudaraan Sejati, Pro Patria, dan Persaudaraan Pangastuti Tundung Madiun.
Baca Juga: Antre 25 Tahun, Bupati Madiun Ingin Pangkas Masa Tunggu Haji
Baca Juga: 1 Suro, Polisi dan Sejumlah Pihak Siaga Keributan Pesilat di Madiun