1 Suro, Polisi dan Sejumlah Pihak Siaga Keributan Pesilat di Madiun  

Jaga tradisi tahunan biar tetap aman

Madiun,IDN Times - Pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di wilayah Madiun dan sekitarnya memiliki tradisi berziarah ke dua makam leluhur organisasi itu pada setiap 1 Muharam atau Suro dalam penanggalan Jawa. Makam yang menjadi jujugannya berada di Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo dan Kelurahan/Kecamatan Taman, Kota Madiun. 

Rombangan pesilat dari PSHT dipastikan memadati dua makam leluhur tersebut sejak Sabtu (31/8) hingga Minggu (1/9). Untuk menjaga keamanan dan menghindari bentrok selama momentum tahunan itu berlangsung, sebanyak1.325 personel keamanan gabungan di Kabupaten Madiun diterjunkan. 

1. Akses menuju Kota Madiun ikut menjadi perhatian

1 Suro, Polisi dan Sejumlah Pihak Siaga Keributan Pesilat di Madiun  IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono mengatakan bahwa seribu lebih petugas itu berasal dari beberapa institusi. Selain dari kepolisian, personel keamanan juga dari Pemkab Madiun dan Satgas Sentot Prawirodirjo, yakni pesilat dari belasan perguruan silat yang tergabung dalam suatu paguyuban.

Mereka bakal disiagakan di sejumlah titik yang menjadi rute para pesilat PSHT di wilayah hukum Polres Madiun menuju Kota Madiun. Adapun lokasinya seperti di Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng yang menjadi pintu masuk dari arah Ngawi sebelah timur. Kemudian, wilayah Kecamatan Saradan yang merupakan akses masuk dari arah Nganjuk.

Selain itu, wilayah Kecamatan Geger yang menjadi pintu masuk ke Kota Madiun dari arah Ponorogo. "Untuk pengamanannya merata (di setiap lokasi) dan kami membantu petugas yang bersiaga di Kota Madiun," kata Ruruh usai apel gelar pasukan pengamanan 1 Suro di Lapangan Tri Brata Polres Madiun, Jumat sore 30 Agustus 2019.

2. Rombongan pesilat dilarang konvoi dengan sepeda motor

1 Suro, Polisi dan Sejumlah Pihak Siaga Keributan Pesilat di Madiun  IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Pengamanan yang dilakukan itu merupakan bagian mengantisipasi bentrokan antara pesilat PSHT dengan warga maupun dengan anggota perguruan silat lain. Dari pengalaman sebelumnya, beberapa insiden keributan sempat terjadi pada momentum tahunan itu. Terutama ketika anggota rombongan sedang melintas di jalan.

Upaya lain yang dilakukan, Ruruh menjelaskan, rombongan pesilat dari PSHT yang hendak menuju ke Kota Madiun dilarang mengendarai sepeda motor. Mereka hanya diperbolehkan menggunakan mobil tertutup. "Setiap rombongan juga akan dikawal dengan mobil polisi," ucap dia.

3. Belasan pesilat dari belasan perguruan ikut dilibatkan

1 Suro, Polisi dan Sejumlah Pihak Siaga Keributan Pesilat di Madiun  Dok.IDN Times/Istimewa

Selain di wilayah Kabupaten Madiun, pengamanan 1 Suro juga dilakukan di Kota Madiun yang menjadi tujuan para pesilat. Koordinasi antara pihak terkait, seperti Polres Madiun, Polres Madiun Kota, Pemkab, Pemkot, dan Paguyuban pesilat sudah dijalankan. Deklarasi Suro damai juga telah diteken oleh paguyuban pesilat dan pihak keamanan.

Paguyuban pesilat itu terdiri dari beberapa perguruan silat, di antaranya PSHT, Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo, Betako Merpati Putih, Setia Hati Tuhu Tekat, Ikatan Keluarga Silat (IKS) Pro Patria, IKS Putra Indonesia Kera Sakti, Ki Ageng Pandan Alas, dan Tapak Suci.

4. Pengamanan serupa juga dijalankan saat Suran Agung

1 Suro, Polisi dan Sejumlah Pihak Siaga Keributan Pesilat di Madiun  Dok.IDN Times/Istimewa

Ruruh menjelaskan, upaya serupa bakal dijalankan ketika pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHWTM) menggelar Suran Agung, yakni tradisi perayaan tahun baru Islam pada 10 Muharam. Kegiatan itu biasa digelar di padepokan perguruan silat itu di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.
"Dua perguruan silat itu (PSHT dan PSHWTM) identik (menggelar tradisi dengan jumlah massa banyak) setiap Suro," ujar Ruruh.

Baca Juga: Nikmatnya Bubur Suro Peninggalan Wali, Hanya Ada Saat Ramadan 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya