TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

COVID-19 di Madiun, Reog di Hajatan Berujung Klaster Penularan  

Pemerintah pusat perhatikan kasus COVID-19 klaster hajatan

Akses masuk ke Dukuh Bulurejo, Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun diportal setelah puluhan warganya dinyatakan positif COVID-19 dari hasil rapid test antigen. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Madiun, IDN Times - Lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Madiun dari klaster hajatan menjadi perhatian pemerintah pusat. Menteri Bidang Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy turun gunung untuk mengunjungi Dukuh Bulurejo, Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kamis (17/6/2021).

Kampung setempat di-lockdown lantaran puluhan warga terpapar COVID-19 dan disiolasi di RSUD Dolopo. Sedangkan sekitar 200 warga lainnya tengah menjalani karantina mandiri di tempat tinggal masing - masing.

Baca Juga: Muncul Klaster Hajatan, Dinkes Madiun Perluas Tracing

1. Diharapkan menjadi pelajaran bersama

Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. IDN Times/Nofika Dian Nugroho.

Munculnya kasus tersebut, menurut Muhadjir harus mampu menjadi pelajaran bagi semua orang. Apalagi, pihak yang mempunyai hajat menikahkan anaknya menghadirkan kesenian Reog Ponorogo sebagai hiburan.

Tontonan itu menarik warga untuk melihat dari jarak dekat. Hingga akhirnya terjadi kerumunan tanpa menerapkan protokol kesehatan. Muhadjir menilai kondisi seperti itu menjadi penyebab penyebaran COVID-19.

"Banyak warga yang kalap dan (hajatan itu) menjadi pusat penularan COVID-19," ujar menteri asal Kabupaten Madiun ini.

Baca Juga: COVID-19 Klaster Hajatan, 94 Warga Madiun Diisolasi di RSUD Dolopo

2. Potensi terjadinya kerumunan perlu diantisipasi

Kerumunan di Kesawan City Walk berpotensi menjadi klaster baru penularan COVID-19 di Kota Medan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Oleh karena itu, ia berharap agar warga lebih mengedepankan keselamatan bersama daripada kegiatan yang sifatnya hu hiburan. Untuk resepsi pernikahan, misalnya dilangsungkan dengan protokol kesehatan yang ketat. 

Ini seperti membatasi jumlah tamu dalam satu sesi dan makanan yang disajikan di meja tamu langsung diberikan kepada siswa untuk dibawa pulang. Teknis ini untuk mencegah pertemuan tatap muka yang dapat memicu kerumunan warga.

Baca Juga: COVID-19 Madiun, Kebutuhan Warga yang Isolasi Mandiri Ditanggung Desa

Berita Terkini Lainnya