TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selalu Merugi, PDAM Sampang Masuk Kategori Perusahaan Tak Produktif

Padahal tak punya saingan

IDN Times/Musthofa Aldo

Sampang, IDN Times - DPRD Kabupaten Sampang merasa heran dengan PDAM Trunojoyo milik Pemerintah Daerah. Meski tak punya pesaing, perusahaan daerah yang bergerak dalam bisnis air ini selalu merugi.

Baca Juga: Deklarasi JKSN di Sampang, Khofifah Ajak Masyarakat untuk Ini

1. Masuk kategori tidak produktif

IDN Times/Musthofa Aldo

Tak hanya kerap rugi, kinerjanya PDAM Sampang pun tidak maksimal. Tahun 2017 misalnya, Badan Peningkatan Penyeleggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengkategorikan PDAM Trunojoyo sebagai perusahaan yang tidak produktif.

"Penilaian BPPSPAM, peringkat kinerja PDAM Sampang  hanya 2,68 persen," kata anggota Komisi II DPRD Sampang, Syamsuddin, Kamis, 29 November 2018. Angka itu merupakan akumulasi dari penilaian berbagai aspek, mulai pelayanan, pengelolaan keuangan, operasional, hingga kualitas Sumber Daya Manusianya. 

2. Ribuan pelanggan tak pakai meter air

Ilsutrasi/Instagram.com/pdamsuryasembada

Syamsudin memberikan contoh kecil yang bisa menggambarkan kinerja PDAM. Hingga saat ini, jumlah pelanggan PDAM sebanyak 6.751 keluarga. Dari jumlah itu masih ada 3000 pelanggan tanpa meteran air di rumahnya.

Menurut politisi Hanura ini, banyaknya pelanggan tanpa meter air, membuat PDAM rawan kehilangan air. Selama ini, PDAM masih menggunakan jaringan baypass atau langsung. Padahal, sistem tersebut justru mengakibatkan tingkat kehilangan air cukup besar.

Kritikan Syamsudin, selaras dengan Data yang dimiliki PDAM Trunojoyo. Data menyebut PDAM kehilangan 1600 meter kubik air pertahun. Kalau dinominalkan kerugiannya mencapai Rp5, 1 miliar per tahun.

3. PDAM Trunojoyo menjawab

IDN Times/Musthofa Aldo

Menanggapi itu, Kabag Hubungan Langganan (Hublang) PDAM Trunojoyo Sampang, Yazid Solihin mengakui banyak pelanggan yang belum terpasang meteran air di rumahnya. Kendalanya, pemasangan meter air menyesuaikan kemampuan dan ketersediaan anggaran.

Pelanggan yang belum punya meter air, memang tidak diketahui jumlah pemakaian air per bulannya. Dan sistem pembayaran tagihan pun memakai metode standardisasi.  Yaitu disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga dan kebutuhan air perharinya.

”Kami akui masih banyak pelanggan yang belum menggunakan meteran air, kalau dirata-rata jumlahnya kurang lebih sekitar enam ribu pelanggan,” terang Yazid.

Baca Juga: Pelaku Penembakan Sampang Sebut Pistolnya Rakitan, Begini Faktanya

Berita Terkini Lainnya