TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tiga Ruang Kelas Roboh, Puluhan Siswa Jember Belajar di Tenda Darurat

Hingga saat ini siswa masih belajar di tenda darurat

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Jember, IDN Times - Siswa-siswi MTS Fathur Rahman, di Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember terpaksa harus belajar di bawah tenda terpal. Kondisi tersebut harus dijalani setelah tiga ruang kelas belajar roboh akibat angin disertai hujan terus menerus selama dua hari. Semua atap genting, tembok akhirnya roboh pada Sabtu, (9/2).

1. Siswa dijadikan satu

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Saat ditemui, salah satu pengajar, Umi Farida tampak seperti biasa memberikan materi belajar mengajar di bawah tenda darurat yang disediakan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jember. "Yang roboh ruang kelas satu, dua dan tiga. Karena roboh, belajarnya siswa dua kelas dijadikan satu," kata Umi saat ditemui di lokasi, Selasa (12/2).

2. Bangunan sudah retak sejak gempa di Lombok

IDN Times/Mohamad

Bangunan sekolah MTS Fathur Rahman, mulanya sudah mengalami retak-retak di bagian dinding sejak peristiwa gempa di Lombok, Juli 2018. Gempa dengan kekuatan 6,4 skala richter tersebut juga terasa kuat di Jember.

"Jadi sejak gempa itu, ada retakan di dua ruangan cukup parah, jadi kami sejak saat itu sudah tidak menggunakan ruang kelas untuk belajar mengajar," ujar Umi yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan MTS Fathur Rahman.

3. Bangunan ambrol nyaris rata dengan tanah

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Bangunan sekolah yang ambrol, tampak sangat parah. Tiga ruang kelas yang didesain persegi berjajar memanjang, tampak nyaris rata dengan tanah. Hanya tumpukan material kayu, genting yang tinggi di atas fondasi.

Umi melanjutkan, bangunan tersebut didirikan sejak tahun 2009. Sejak tahun itu, satu per satu ruang kelas dibangun tiap tahunnya.

"Kejadian roboh ini sudah kami laporkan ke pemerintah. Enggak tahu akan dibantu apa endak, yang pasti kami laporan saja," katanya.

Baca Juga: ACT Kota Malang Kirim Satu Truk Bantuan untuk Korban Banjir Jember

4. Sudah sering memadukan satu pelajaran di jenjang kelas berbeda

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Sejak tiga ruang kelas retak, para siswa dengan jenjang kelas berbeda sudah sering dijadikan satu. "Hari ini belajar Quran Hadist, dua kelas jadi satu. Total siswa sekarang ada 223, ujarnya.

Umi berharap, Anak-anak bisa mendapatkan akses ruang belajar yang nyaman kembali.

"Perbaikan gedung kita musyawarah dulu dengan wali murid, kita kumpulkan...yang jelas pihak yayasan dan sekolah sudah melaporkan ke pemerintah. Sejauh ini belum ada tanggapan dari dinas," katanya.

Salah satu siswa kelas 6, Andreansyah, mengatakan, sebelum ruangan kelas ambrol, dan sudah dalam keadaan retak akibat gempa, pernah digunakan sebagai ruang belajar.

"Sebelum ambrol juga tidak dipakai. Pernah dipakai kalau nggak hujan," katanya.

Baca Juga: Banjir Jember Belum Juga Surut, Pemprov Gelontorkan Rp560 Juta

Berita Terkini Lainnya