Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Banyuwangi, IDN Times - Dwi Ariyanto (9) tampak sedang membereskan buku-buku pelajaran sekolahnya. Ia tidak sedang akan berangkat sekolah. Buku-bukunya ia rapikan lantaran tertimbun material rumahnya di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, yang roboh akibat gempa pada Selasa pagi (16/7).
1. Pulang sekolah, lihat rumah sudah roboh
IDN Times/Mohamad Ulil Albab Sekitar pukul 07.18 WIB, gempa berkekuatan Magnitudo 6.0 yang terpusat di 83 Kilometer Barat Daya Nusa, Dua Bali, turut mengguncang Kabupaten Banyuwangi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi mencatat terdapat 10 rumah mengalami kerusakan dan dua orang tertimpa material bangunan.
Saat gempa terjadi, Dwi sudah berada di sekolahnya. Siswa kelas 3 SD itu tidak tahu pagi itu rumahnya telah roboh. Saat pulang ke sekolah, Dwi baru melihat keadaan rumah orangtuanya yang roboh, dan banyak warga yang mendatangi rumahnya.
"Tahunya pas sudah pulang," ujarnya sambil membereskan buku sekolah yang tercecer di bawah.
Saat pulang sekolah pula, Dwi juga baru mendengar bahwa neneknya, Painem sedang dirawat di Puskesmas Wonosobo akibat terkena material rumahnya.
"Bapak kerja di Surabaya, yang ada di rumah hanya Nenek," katanya.
2. Hampir semua bagian rumah runtuh
IDN Times/Mohamad Ulil Albab Usai merapikan buku pelajaran, Dwi tampak seperti biasa, bermain bersama seorang temannya, keliling di sekitar rumahnya.
Kondisi rumah yang ditinggali Dwi dan keluarganya ini, tampak di bagian dapur nyaris semuanya runtuh, tidak ada atap yang tersisa, termasuk di bagian ruang tengah dan kamar.
Baca Juga: Gempa Bali, 10 Bangunan di Banyuwangi Rusak
3. Saat kejadian sedang cuci piring
IDN Times/Mohamad Ulil Albab Sementara itu, Painem sendiri sedang dievakuasi ke rumah tetangganya. Dia tampak tidur tergeletak dengan kondisi bagian kepala diperban. Saat gempa terjadi, Painem sedang mencuci piring di dapur, yang saat ini dalam kondisi roboh.
"Kejadian mulai jam 7, saya pas korah-korah (mencuci piring). Gempa getaran pertama gak kerasa, terus kedua kalinya saya baru terasa, terus saya lari ke depan, ketiban kayu kena kepala," kata Painem saat ditemui.
Rumah yang masuk di area Dusun Krajan Baru RT 05 RW 05 ini ditempati oleh 6 orang, mulai dari Painem, anaknya, menantu dan cucunya.
"Di rumah saya sendiri, anak kerja semua, putu (cucu) sekolah. Saat kejadian saya sendiri," katanya.
Painem berupaya mengingat, saat material bangunan menimpanya, dia berupaya berteriak untuk mencari pertolongan.
"Ketimbun genteng, kayu, terus ada yang nolong, dibawa ke puskemas.
Ketimbun lumayan lama, setengah jam kira kira. Saya terus teriak tolong - tolong," katanya.
4. Rumah dibangun 15 tahun lalu secara bertahap
IDN Times/Mohamad Ulil Albab Sementara itu, Siswati (35) tampak terus menemani Ibunya, Painem yang sedang berbaring. Dia mengatakan, rumah yang dia bangun bersama suaminya sejak 15 tahun silam memang baru menambah bagian plafon. Rumah dibangun secara bertahap, sedikit demi sedikit.
"Bangune sitik-sitik (sedikit-sedikit), ndue duek dilepo (setiap punya uang disemen) ini baru dipasang plafonnya. Lak omahe wis sui, mulai anak TK. wes 15 tahunan. (rumahnya sudah lama, sudah sekitar 15 tahun). Ini suami saya kerja di Surabaya," katanya.
Baca Juga: Bali Diguncang Gempa, 13 Daerah di Jatim Kena Dampaknya