TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sindikat WNA Pencuri Uang Modus Tukar Uang Asing Diringkus

Mereka warga Pakistan pakai visa kunjungan

Tersangka pencurian di toko milik Tom Liwafa saat berada di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (15/9/2023). (IDN Times/Khusnul Hasana).

Surabaya, IDN Times - Polisi menangkap komplotan satu keluarga asal Pakistan yang mencuri uang di toko milik influencer sekaligus Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa pada Senin (20/2/2023) silam. Satu keluarga yang terdiri dari empat orang itu ternyata sudah melakukan aksinya berkali-kali dengan modus yang sama. 

Empat orang tersebut adalah MRJ (45), RZ (50), MT (21) dan MZ (18). Mereka masuk ke Indonesia melalui agen dengan visa kunjungan. 

Baca Juga: Modus Tukar Uang, WNA Gasak Uang Ratusan Ribu Milik Warga Tuban

1. Modusnya berpura-pura menukarkan uang asing

Polrestabes Surabaya saat ungkap kasus pencurian oleh warga Pakistan, Jumat (15/9/2023). (IDN Times/Khusnul Hasana).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana mengatakan, modus yang dilakukan satu keluarga itu adalah berpura-pura menukarkan uang asing di sebuah toko. Saat kasir lengah, pelaku mengambil sejumlah uang. 

"Mereka ada yang berperan (menjaga) di kendaraan, ada yang berperan masuk bertiga ke dalam toko, berpura-pura menukarkan mata kuliah asing, kemudian mempengaruhi kasir, mengajak bicara, sehingga kasir ini kehilangan konsentrasi, salah satu di antara mereka langsung menguras isi tempat penyimpanan uang toko," ujar Mirzal di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (15/9/2023). 

Di toko milik Tom Liwafa, pelaku mengambil uang senilia Rp3,3 juta. Setelah melakukan aksi itu, satu keluarga ini langsung kabur ke Bali. 

"Setelah mencuri di Delilwafa langsung ke Bali, ada dua TKP Bali," kata dia.

2. Aksi dilakukan berkali-kali di beberapa daerah

Polrestabes Surabaya saat ungkap kasus pencurian oleh warga Pakistan, Jumat (15/9/2023). (IDN Times/Khusnul Hasana).

Hasil pengukapan, ternyata aksi ini tidak dilakukan sekali melalinkan sudah berkali-kali. Di Surabaya dua kali, di Jakarta enam kali, di Gresik dua kali, Tegal satu kali dan Bali dua kali. 

"Total kerugian puluhan juta, kita juga dalami alasannya kenapa memilih Indonesia," jelas dia. 

Baca Juga: Pencurian Modus Gendam Gentayangan di Gerai HP Surabaya

Berita Terkini Lainnya