TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasien Meninggal Saat Antre ICU, RSUD Soewandhie Diminta Evaluasi 

Legislator minta sistem di RSUD Soewandhie dievaluasi

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya saat sidak di RSUD Dr Soewandhie, Jumat (2/5/2023). (IDN Times/Khusnul Hasana).

Surabaya, IDN Times - Pasca ada seorang pasien bernama Asiasih (52) meninggal saat mengantre ruang ICU di RSUD Dr Soewandhie, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti melakukan sidak, Jumat (2/5/2023). Ia meminta manajemen rumah sakit milik pemerintah ini melakukan evaluasi.

Baca Juga: Pasien RSUD Soewandhie Meninggal Saat Antre Ruang ICU

1. Pihak rumah sakit harus memperbaiki tata bahasa

RSUD DR Soewandhie Surabaya. (Dok. Pemkot Surabaya)

Reni mengatakan, pertama yang harus dilakukan oleh pihak RS adalah soal tata bahasa bagi seluruh tenaga kesehatan dan administrasi. Sebab, keluarga Asiasih mengatakan, ada perkataan pihak rumah sakit yang membuat keluarga pasien khawatir. 

"Bahasa yang diterima keluarga (dari pihak rumah sakit) ini nanti ambulans-nya , nanti alat-alatnya tidak memadai untuk keselamatan, itu yang membuat keluarga nanti ada apa-apa ini, " ungkapnya. 

Sebaiknya, rumah sakit tak perlu menyampaikan hal-hal yang membuat keluarga khawatir. Termasuk soal fasilitas ambulans yang disebut tak mendukung kondisi korban. 

"Semestinya tidak perlu menyampaikan, informasi kalau ambulans begini-begini itu kemudian membuat keluarga khawatir," ujarnya. 

2. Reni minta RSUD Soewandhie lakukan perbaikan ICU

Monitor ICU harus selalu menyala mengingat kondisi pasien di ICU bisa berubah sepanjang waktu. (unsplash.com/Maxim Tolchinskiy)

Kedua, kedatangannya ke RSUD dr Soewandhie juga untuk melihat kondisi ruang ICU. Menurut Reni, RSUD Dr Soewandhie harus melakukan perbaikan soal ini. Sebab, traffic ketersediaan bed di RSUD Dr Soewandhie dilakukan dengan digital, namun tidak pada ruang ICU. 

"Ini harus ada perbaikan juga ternyata trafic bed ada digital, ICU tidak ada sehingga tidak bisa terlihat transparan," papar dia. 

Dengan jumlah pasien yang terus bertambah, seharusnya ruang ICU yang saat ini hanya berjumlah 9 harusnya ditambah. Apalagi, sudah ada penambahan gedung. 

"Sampai hari ini ICU penuh infonya. Seharusnya ada road map ke depan proporsi antara bed dan ICU ideal jumlahnya berapa, jadi tidak hanya nambah ruang perawatan tapi juga ICU," terangnya. 

Ini juga berkaca pada kasus yang dialami almarhum Asiasih. Sebab, Asiasih harusnya dibawa ke ruang ICU pada Selasa (30/5/2023). Namun, Asiasih tak tercatat harus inden menunggu ruang ICU kosong. Nama Asiasih baru tercat pada Rabu (31/5/2023) pagi dan baru masuk pada siang hari. 

"Saya yang masih merasa aneh itu kenapa tidak terinden sejak selasa. Saya mencari nama (Asiasih di administrasi) gak nemu. Apa gak ketulis atau misal bagaimana kurang tahu tapi Intinya harus kita benahi," jelas dia. 

Baca Juga: Setelah Dilabrak Wali Kota, Begini Pelayanan di RS dr Soewandhie

Berita Terkini Lainnya