TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Honorer Akan Dihapuskan, Bagaimana Nasibnya di Surabaya?

Pemkot sedang menghitung anggaran

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Pemerintah berencana akan menghapus tenaga honorer di Indonesia. Lalu bagaimana nasib tenaga honorer di Kota Surabaya? Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Pemerintah Kota akan mengikuti aturan tersebut. "Sebenarnya ketika diberlakukan dari kementerian ada penghapusan honorer, maka kita lakukan," ujarnya, Selasa (14/6/2022)  kemarin. 

1. Tenaga honorer tetap diberdayakan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dok. Humas Pemkot Surabaya)

Namun, Eri tidak menutup mata jika tenaga honorer dihapus maka akan ada masalah baru, yakni bertambahnya angka pengangguran. Untuk itu, ia berjanji akan tetap memberdayakan tenaga honorer, hal ini juga tak lepas dari kebutuhan pemerintah terhadap tenaga kerja.

"Surabaya ini butuh untuk tenaga penyapuan misalnya, pengerukan saluran, tenaga survei. Nanti mereka akan kita kontrak sesuai dengan kebutuhan kita," jelasnya.

Nantinya, tenaga tersebut bukan sebagai tenaga kontrak, akan tatapi sebagai tenaga per profesi. Misalnya tenaga survei, atau tenaga kebersihan. "Jadi bukan lagi tenaga kontrak, tapi tenaga survei, kita kan gak mungkin setiap hari survei, berarti ada pendapatan sebesar UMK," sebutnya.

Baca Juga: Soal Penghapusan Honorer, Pemprov Jabar: Kami Menunggu Aturan Pusat

2. Pemkot sedang lakukan perhitungan anggaran

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Pihaknya kini sedang menghitung berapa angka atau nilai biaya yang dimiliki Pemkot Surabaya untuk membayar tenaga tersebut. Pihaknya juga sedang melakukan koordinasi dengan Kementrian  Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). 

Hal tersebut agar mereka yang sebelumnya bekerja di Pemerintah Kota menjadi pengangguran. Sehingga, menjadi beban bagi pemerintah

"Inilah yang harus kita pertahankan, bukan pertahankan honorernya," pungkasnya.

Baca Juga: Perjuangan Pak Ribut, 19 Tahun Betah Jadi Guru Honorer

Berita Terkini Lainnya