TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anak Tewas di Tangan Ibunya, Hampir Setiap Hari Disiksa!

Tetangga bilang korban disuruh mengemis oleh pelaku

Kamar kos pelaku penganiyaan terhadap anak. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Surabaya, IDN Times - Seorang Ibu berinisial U (32) yang tega menganiaya anaknya hingga tewas di Bulak Banteng Kidul, Surabaya ternyata kerap menyiksa korban A (6) ketika salah saat disuruh. Hal itu diuangkap tetangga kos korban, Samie (45). 

1. Tetangga melihat korban membeli sesuatu sebelum meninggal

Ilustrasi korban tewas (IDN Times/ Mardya Shakti)

Samie mengatakan, sebelum korban meninggal pada Minggu (20/11/2022) lalu, ia mengetahui korban keluar membeli sesuatu sekitar pukul 21.00. Sambil kehujanan, korban berjalan menuju kamar kos. 

"Itu kan hujan, terus saya tanya beli apa dia bilang beli ini, terus itu yang dia beli dimasukkan di bajunya," ujar Samie.

Baca Juga: Seorang Ibu di Surabaya Menganiaya Anaknya hingga Tewas

2. Ibu korban tinggal bersama teman perempuannya

Rumah kos pelaku penganiyaan anak hingga meninggal. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Di dalam kamar kos itu, korban tinggal bersama pelaku dan teman perempuannya berinisial P. Diketahui keduanya merupakan pasangan lesbian. "Ibunya itu punya pacar, pacarnya itu yang kejam," kata dia. 

Tak lama setelah melihat korban masuk, terdengar suara gaduh dan teriakan dari dalam kamar kos. Kemudian U dan P keluar membawa korban. 

"Sekitar jam 10 itu, keluar semua gak pakai sandal, anaknya itu digendong pakai jarik, saya bilang itu anaknya Bu U ya kok tumben pakai gendongan, kok anaknya gak bergerak ya," ujar Samie. 

Baru ia ketahui, bahwa korban meninggal dunia saat Polisi datang pada Senin (21/11/2022) pagi. 

3. Hampir setiap hari korban dianiaya

Rumah kos pelaku penganiyaan anak hingga meninggal. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Samie, menuturkan, hampir setiap hari ia melihat korban dianiaya oleh U dan P. Penganiayaan terjadi ketika korban salah saat disuruh. "Itu hampir setiap hari disiksi. Kalau disuruh keliru, matanya itu bengkak, pernah dipukul pakai sapu lidi, sampai sapunya patah," jelas dia. 

Menurutnya, korban tak pernah berbuat nakal. Bahkan jarang sekali bergaul dengan anak-anak kampung. "Badannya sampai tidak ada isinya, cuma tinggal kulit dan tulang," tutur Samie. 

U kerap kali ditegur oleh para tetangga dan pemilik kos. Bahkan, pernah juga datangi ketua RT. "Tapi dia bilang, jangan urusi rumah tangga orang, gitu," tutur dia. 

Baca Juga: 36 Kg Sabu Disita Polisi Surabaya dari Pengedar Jaringan Internasional

Berita Terkini Lainnya