TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akan Dibuka, Pedagang Keluhkan Infrastruktur Pasar Turi Baru

Mereka ingin infrastruktur Pasar Turi beres dulu

Suasana Tempat Penampungan Sementara pedagang Pasar Turi sebelum dibongkar Selasa (15/3/2022). (DN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Pasar Turi akan kembali dibuka pada 22 Maret 2022 mendatang. Pedagang di Tempat Penampungan Sementara (TPS) pun akan segera dipindah ke Pasar Turi Baru. Namun, sejumlah pedagang justru merasa bahwa pembukaan Pasar Turi ini terburu-buru karena beberapa infrastruktur belum siap.

1. Pedagang ingin pemerintah matangkan persiapan

Pemerintah Kota Surabaya saat melakukan pengecekan Pasar Turi Baru Surabaya, Rabu (2/3/2022). (dok. Diskominfo Kota Surabaya)

Salah satu kelompok pedagang yang ditemui IDN Times adalah Rosyid yang merupakan Ketua Masjelis Pedagang Pasar Turi. Ia mengaku mendukung pembukaan Pasar Turi, mengingat ia telah menanti selama lebih dari 14 tahun untuk kembali berjualan seperti sebelum Pasar Turi kebakaran.

"Ya kami mendukung dengan pembukaan Pasar Turi ini," ungkap Rosyid saat ditemui IDN Times, Selasa (15/3/2022) siang.

Sayangnya, ia merasa bahwa pembukaan ini kurang persiapan, pedagang juga masih belum menempati Pasar Turi Baru. Hal ini karena, perbaikan infrastuktur di Pasar Turi Baru masih belum rampung.

"Keramik masih hancur, AC belum nyala, lampu juga kadang-kadang mati. Jadi apa yang bisa dibuka? Kalau pedagang diminta untuk masuk ke dalam gedung dan menempati stand, ya terus terang belum bisa karena infrastuktur belum memadai," ujarnya. 

Baca Juga: Tangani Banjir di Surabaya Utara, Eri Tunggu Saluran Pasar Turi

2. Harga sewa dirasa masih cukup mahal

Pemerintah Kota Surabaya saat melakukan pengecekan Pasar Turi Baru Surabaya, Rabu (2/3/2022). (dok. Diskominfo Kota Surabaya)

Rosyid sendiri adalah pedagang di Pasar Turi yang sudah berjualan cukup lama. Ia merasa bahwa biaya service cas di Pasar Turi Baru cukup mahal, hal ini tidak sebanding dengan fasilitas yang ada.

"Listrik paling mahal 110 watt itu Rp300 ribu. Jadi kalau ditotal sama service cas per bulan hampir Rp900 ribu per stan," ungkapnya.

Biaya itu disebut terlalu mahal untuk ditanggung pedagang. Mengingat Pasar Turi tak sejaya dulu.

"Kalau dulu pelanggan kita banyak, tapi sejak kebakaran sudah ilang semua. Di sini kita bukan untuk menggeliatkan ekonomi, tapi hanya untuk bertahan hidup saja," urai Rosyid.

Kendala yang juga dihadapi pedagang adalah, sejumlah pedagang belum mendapatkan kunci, sehingga mereka belum bisa memindahkan barang mereka dari TPS ke stan di Pasar Turi Baru.

Baca Juga: Pasar Turi Baru Surabaya Siap Dibuka Kembali

Berita Terkini Lainnya