TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banjir di Lamongan Semakin Meluas, 8 Ribu Rumah Terdampak

Petani dan petambak kehilangan mata pencaharian

Warga menerobos genangan banjir di Kabupaten Lamongan. IDN Times/Imron

Lamongan, IDN Times - Banjir yang terjadi di Kabupaten Lamongan masih terus meluas. Total, sudah ada 8 ribu rumah warga terdampak. Banjir merendam 7 kecamatan, yakni Deket, Glagah, Karangbinangun, Talitengah, Turi, Pucuk, dan Karanggeneng.

Hingga kini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan masih terus berupaya menanggulangi banjir dengan mengerahkan beberapa alat berat. Mereka berusaha menyingkirkan enceng gondok yang menghambat aliran sungai.

1. Banjir mengakibatkan perekonomian masyarakat terhenti

Banjir merendam ribuan rumah warga. IDN Times/Imron

Selain rumah warga terdampak, banjir di Lamongan juga mengakibatkan perekonomian masyarakat terhenti. Pasalnya, sejak banjir melanda warga yang umumnya berprofesi sebagai petani dan petambak tidak lagi bisa bekerja. Sebab, sawah dan tambak ikannya pun terendam banjir.

"Ya, tidak bisa berbuat apa-apa sejak banjir melanda. Ini sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat," kata Muhammad Zainuddin (50), salah satu warga Desa Tiwet, Kecamatan Kalitengah, Jumat (15/1/2021).

Baca Juga: 9 Kecamatan di Lamongan Rawan Banjir karena Luapan Bengawan Solo

2. Warga gunakan perahu sebagai alat transportasi

Sudah tiga Minggu, banjir di Lamongan tak kunjung surut. IDN Times/Imron

Bahkan, warga yang hendak membeli keperluan rumah tangga dan kebutuhan hidup sehari-hari harus memakai perahu sebagi alat transportasi. Zainuddin mengatakan, meskipun tahun lalu juga terjadi banjir, warga Tiwet masih bisa melakukan aktivitas, seperti menjual ikan hasil tangkapan ke pasar. Tapi sekarang tidak bisa, sebab sungai yang biasanya dilalui masyarakat dipenuhi enceng gondok

"Sejak terjadinya banjir, kami mengunakan perahu sebagi alat transportasi dan ini juga kami lakukan pada tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya.

3. Banjir kali ini paling parah dibandingkan tahun sebelumnya

Warga bergotong royong membersihkan enceng gondok. IDN Times/Imron

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Mugito mengatakan, banjir kali ini merupakan yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, banjir sekarang bertepatan dengan musim hujan. Masyarakat yang terdampak banjir diminta untuk tetap bersabar menghadapi ujian tersebut.

"Kami sudah upayakan agar banjir ini tidak semakin meluas, tapi kembali lagi kalau hujannya semakin deras dan durasinya lama, maka air tidak akan surut, malah tambah banyak," kata Mugito.

Baca Juga: Demo Banjir di Lamongan Berakhir Ricuh, Peserta Aksi Saling Adu Jotos

Berita Terkini Lainnya