TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keramik Ramah Lingkungan Antarkan ITS Raih Gelar Juara di Singapura

ITS bawa pulang Gold Award, bangga rek!

Tim Scammics bersama dosen pembimbingnya, Berto Mulia Wibawa SPi MM (dua dari kiri), usai penyerahan penghargaan. IDN Times/Dok. Humas ITS

Surabaya, IDN Times - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sukses menyabet Gold Award dalam kompetisi Advanced Innovation Global Competition (AIGC) 2019. Ajang ini digelar oleh Nanyang Technological University, Singapura, 15-18 November 2019.

Mahasiswa ITS yang terdiri dari AA I Prajana Cancricha Pradani, Fariz Aditya Chandra, dan Natashia Deborah keluar sebagai juara usai membuat inovasi keramik ramah lingkungan. Keramik yang diberi nama Scammics itu berbahan baku bonggol jagung dan limbah cangkang kerang hijau.

”Keramik ini memiliki potensi di pasaran. Banyak sekali keunggulannya, yakni bahannya yang ramah lingkungan, aman untuk digunakan, tanpa bahan kimia, harga lebih murah, namun kualitas terjamin,” terang Canricha melalui keterangan tertulis, Selasa (19/11).

1. Terinspirasi dari bonggol jagung yang banyak dibuang sembarangan

AA I Prajna Canricha P, Natashia Deborah, dan Alyaa Zalfaa Komara Putri saat menerima penghargaan Gold Award di Nanyang Technological University, Singapura. IDN Times/Dok.Humas ITS

Canricha mengaku terinspirasi dari banyaknya limbah bonggol jagung yang dibuang sembarangan. Dari penelitiannya, karbon aktif yang dihasilkan oleh bonggol jagung ternyata dapat digunakan untuk membuat keramik.

Selain bonggol jagung, limbah cangkang kerang juga banyak ditemukan di kampung halamannya, Bali. Kalsium karbonat yang terkandung dalam cangkang dapat menguatkan ketahanan keramik.

“Jadi di sini kami mengombinasikan kedua material itu untuk dijadikan keramik,” jelasnya.

Baca Juga: Semangat Ramah Lingkungan, ITS Kukuhkan Dua Guru Besar

2. Penelitian sudah dilakukan sejak SMA, scammics terbuka untuk investor

Presentasi produk beserta poster dari Tim Scammics di hadapan juri. IDN Times/Dok. Humas ITS

Canricha sendiri telah meneliti hal itu sejak duduk dibangku SMA. Maka tak heran, jika lamanya proses penelitian itu membuat karyanya lebih matang untuk dilombakan bahkan dikomersilkan.

“Menurut juri, kami sangat well prepared. Inovasi kami sudah siap jual, mulai packaging, branding, hingga target pasar. Bahkan, sudah memiliki anggaran biaya dan perhitungan jika ada investor yang ingin bekerja sama,” tutur alumnus SMAN 3 Denpasar tersebut.

Baca Juga: Ini Alasan Profesor ITS Hentikan Penelitian Lumpur Lapindo Jadi Bata

Berita Terkini Lainnya