TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pramesti, Biduan Karantina Natuna Asal Lamongan

Ia didapuk jadi penyanyi saat perpisahan

Pramesti (kanan) memeluk salah seorang temannya setibanya di Bandara Juanda, Sabtu malam (15/2). IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Pramesti Ardita Cahyani tiba di gedung VIP Bandara Juanda dengan mata basah, Jumat malam (15/2). Ia tak kuasa melihat orangtuanya yang setia menunggu di depan pintu keluar. Mereka terus memanggil-manggil nama Pramesti.

Rasa rindunya sudah tak terbedung lagi. Begitu ketemu, gadis asal Lamongan itu langsung memeluk ibunya erat-erat. Seolah tak ingin berpisah lagi. Siapapun yang melihat momen itu pasti akan terenyuh.

Pramesti merupakan salah satu mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok. Ia sudah menuntaskan observasi selama 14 hari di Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Bagi Pramesti, karantina di Natuna tak 'sehoror' apa yang dibayangkan banyak orang. Dia justru meninggalkan pengalaman indah dan berharga selama di Natuna.

1. Disediakan alat musik untuk karaoke siang

Pramesti Ardita (kiri) mahasiswa Unesa yang pulang usai diobservasi di Natuna saat bertemu ibunya, Sabtu (15/2). IDN Times/Fitria Madia

"Makan terus saya," ungkap Pramesti seraya tertawa saat ditanya apa saja kegiatannya selama di Pulau Natuna sambil memperlihatkan pipinya yang makin mengembang. Sehari-hari, Pramesti mengikuti jadwal secara disiplin. Mulai senam, makan, pemeriksaan kesehatan, dan lain-lain.

Yang tak kalah menarik, ternyata selama di Natuna, mereka disediakan seperangkat alat musik untuk karaoke siang. Pramesti yang memang dasarnya hobi bernyanyi, girang bukan main. Dia sangat terhibur selama berada di karantina

Baca Juga: Putrinya Masih Terisolasi di Wuhan, Elly: Sedih, Setiap Hari Kepikiran

2. Para WNI sering berkaraoke di karantina

Pramesti Ardita (kiri) mahasiswa Unesa yang pulang usai diobservasi di Natuna saat bertemu ibunya, Sabtu (15/2). IDN Times/Fitria Madia

Hampir tiap siang, Pramesti menyalurkan hobinya dengan alat-alat itu. Ia diiringi alat musik yang dimainkan oleh WNI lain dari berbagai daerah. Kegiatan karaoke ini pun membunuh kebosanannya selama diobservasi.

"Ada keyborad, ada kendang, ada mikrofonnya juga. Seru gitu, nyanyi-nyanyi," ungkapnya.

3. 'Kemesraan' jadi lagu wajib di karantina

Ibunda Pramesti, Elly (tengah) melambaikan tangannya saat melihat sang anak keluar dari pesawat. IDN Times/Fitria Madia

Tapi dari keisengan itu, suara merdu Pramesti jadi dikenal. Para anggota TNI yang bertugas membantu jalannya karantina itu pun melirik kebolehan Pramesti. Puncaknya, ia diminta untuk menjadi bintang tamu dalam acara malam perpisahan karantina Natuna.

"Nyanyi lagu Sayang, Bojo Galak, Kartonyono, Cendol Dawet, terus yang paling wajib itu Kemesraan. Joget semuanya," tuturnya bersemangat.

Pramesti pun senang membawa oleh-oleh julukan baru yaitu Biduan Natuna. Ia yang biasanya hanya bernyanyi tingkat fakultas kini sudah sampai ke pulau perbatasan Indonesia.

Baca Juga: Terisolasi di Wuhan, Pramesti Khawatir Tidak Bisa Pulang ke Indonesia

Berita Terkini Lainnya