Putrinya Masih Terisolasi di Wuhan, Elly: Sedih, Setiap Hari Kepikiran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lamongan, IDN Times - Raut kesedihan tergurat jelas di wajah Elly Riyadhti saat IDN Times berkunjung ke rumahnya di Jalan Pemuda gang V, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Selasa pagi (28/1). Didampingi sang suami, Beni Surindro, Elly tak bisa menyembunyikan kegelisahannya.
Nasib putrinya, Pramesti Ardita Cahyani masih terkatung-katung di Wuhan, Tiongkok. Pramesti merupakan mahasiswi Universitas Negeri Surabaya yang (Unesa) yang sedang menjalani pertukaran di Central China Normal University (CCNU). Total, ada 12 mahasiswa Unesa yang masih diisolasi di asramanya.
Sejatinya Pramesti bukan putri kandung Elly. Namun, kasih sayang Elly kepada Pramesti tetap utuh, bak anak sendiri. Sesekali mata Elly berkaca-kaca saat menceritakan sosok Pramesti.
"Sedih. Setiap hari saya dan ayahnya (Beni) kepikiran dia (Pramesti)," cerita Elly kepada IDN Times.
1. Harusnya sudah pulang ke Indonesia awal bulan ini
Elly menuturkan, Pramesti sebenarnya dijadwalkan pulang ke Tanah Air pada awal bulan ini. Program pertukaran mahasiswa selama enam bulan sudah tuntas ia jalani.
Namun, penantian Elly untuk melepas rindu dengan Pramesti harus tertunda. Virus Corona memaksa pemerintah Tiongkok mengisolasi seluruh warga. Termasuk mahasiswa Indonesia yang ada di sana.
Elly tak pernah berhenti merapalkan doa-doa. Berharap sang buah hati cepat kembali ke pelukan keluarga.
"Saya berharap Pramesti cepat pulang. Sudah kangen sekali," tuturnya sembari mengusap air mata.
2. Pramesti sosok yang mandiri
Di mata Elly, Pramesti adalah sosok yang mandiri. Belum lama ini, ibu kandung Pramesti menghadap Sang Khalik. Sedangkan ayah kandungnya menikah lagi dan sudah tidak tinggal bersama Pramesti. Dia punyua dua adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA dan SMP.
Selama kuliah, Pramesti berusaha mencukupi kebutuhannya sendiri. Mulai mengambil job MC, hingga mengajar les privat siswa SD dan SMP.
"Ya dia tinggal di sini mas, bersama kami. Dia sudah seperti anak kami sendiri, gak ada namanya anak angkat," tegas Elly.
Baca Juga: Kepulangan Mahasiswa Unesa di Wuhan Tunggu Kondisi Aman
3. Ibu kandung Pramesti meninggal dunia karena kelenjar getah bening
Elly melanjutkan, ibu kandung Pramesti yang juga merupakan kakak kandungnya merupakan TKW di Malaysia. Ibunda Pramesti menderita sakit kelenjar getah bening saat berada di Negeri Jiran. Hingga akhirnya, dia meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakitnya.
"Karena sudah tidak punya siapa-siapa, bapaknya juga pergi, akhirnya adik-adik dan Pramesti kami yang asuh. Bahkan, adik-adiknya memanggil kami ini ayah dan ibu," ungkapnya.
4. Rutin berkomunikasi setiap satu jam sekali untuk bertanya kabar
Setiap satu jam sekali, lanjut Elly, Pramesti rutin berkomunikasi dengan keluarganya di Lamongan. Elly ingin terus memastikan kondisi putrinya baik-baik saja.
"Barusan saja telepon dia. Alhamdulillah anaknya sehat dan untuk kebutuhan sehari-hari selama satu Minggu ini aman. Tapi yang kami khawatirkan kalau virus corona ini tidak bisa ditangani. Semoga saja cepat bisa diatasi, biar cepat pulang ke sini," harapnya.
Baca Juga: Terisolasi di Wuhan, Pramesti Khawatir Tidak Bisa Pulang ke Indonesia