TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Orangtua Bingung, Anak Pamit Demo tapi Malah Hilang Ditangkap Polisi

Kabar yang diterima orangtua, sang anak jadi relawan medis

Aksi menolak Omnibus Law di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis, (8/10/2020). IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Julaikha kebingungan mencari anaknya, Bintang Keadilan Purwanto (19) yang tak kunjung ada kabar hingga Kamis malam (8/10/2020). Padahal pagi harinya, Bintang sempat berpamitan untuk mengikuti aksi demonstrasi tolak omnibus law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja di Gedung Negara Grahadi. Julaikha baru mengetahui bahwa anaknya turut ditangkap polisi tanpa alasan jelas.

1. Bintang pamit demo tapi hilang tanpa kabar

Ratusan orangtua padati Polrestabes Surabaya mencari anaknya yang ditangkap saat demo, Jumat (9/10/2020). Istimewa

Julaikha menceritakan, Kamis sore ia sempat menghubungi anaknya untuk memastikan keadaan, lantaran banyak kabar di media massa yang menyebut demo diwarnai kericuhan.

Namun, anak lelaki yang disayanginya itu tidak merespon. Hingga malam hari, tak kunjung ada kabar dari anaknya. Julaikha pun bertanya kepada teman-teman Bintang, namun tidak ada jawaban.

"Saya telepon temannya gak ada yang tahu. Malam saya posting di Facebook, anak saya hilang saat demo. Ternyata ada yang respons, bilang kalau anaknya juga dibawa polisi," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Jumat (9/10/2020).

Malam itu juga Julaikha berangkat bersama suaminya ke Mapolrestabes Surabaya. Ternyata di sana sudah ada puluhan orangtua lainnya yang sama khawatirnya dengan Julaikha. Mereka sama-sama bertanya-tanya apakah anak mereka benar-benar ada di dalam sana dan bagaimana keadaannya saat ini.

"Saya kan pikirannya macam-macam, ya. Banyak kabar simpang siur. Yang katanya kena peluru, gas air mata, atau apa, saya gak tahu. Saya cemas begitu," tuturnya.

Baca Juga: 509 Demonstran Omnibus Law yang Ditangkap di Surabaya Belum Dibebaskan

2. Julaikha menanti di Mapolrestabes Surabaya hingga pukul 03.00 WIB dini hari

Aksi menolak Omnibus Law di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis, (8/10/2020). IDN Times/Fitria Madia

Hingga berganti hari, ternyata polisi tak memberikan kepastian kepada Julaikha. Mereka serta pendamping hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya pun tak diperbolehkan masuk. Julaikha akhirnya memutuskan untuk pulang pada pukul 03.00 WIB dini hari dan kembali lagi beberapa jam kemudian.

"Habis pulang sebentar, pagi-pagi saya kembali lagi ke Polrestabes Surabaya. Dibacakan nama-namanya, ternyata nama anak saya gak ada di situ. Katanya kalau gak ada di situ berarti di Polda," ungkapnya.

Namun pada Jumat (9/10/2020), suami Julaikha mendapat kesempatan untuk menengok sejenak kondisi para peserta aksi yang ditangkap di Mapolrestabes Surabaya. Ia pun memastikan bahwa mereka dalam keadaan baik-baik saja.

"Ya kata suami saya semuanya gak apa-apa. Saya sedikit lega," ungkapnya. 

3. Nama Bintang ada di Mapolda Jatim

Aksi menolak Omnibus Law di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis, (8/10/2020). IDN Times/Fitria Madia

Setelah memastikan bahwa Bintang tidak ditahan di Mapolrestabes Surabaya, Julaikha dan suaminya pun beranjak ke Mapolda Jatim. Mereka kemudian mencari tahu daftar nama massa yang ditahan di sana. Ternyata, mereka menemukan nama Bintang di antara ratusan orang.

"Saya baru sampai sekitar jam 13.00 WIB. Ini gak boleh masuk jadi saya duduk di luar," lanjutnya.

Baca Juga: Anak Ditangkap saat Demo, Ratusan Orangtua Geruduk Mapolrestabes

Berita Terkini Lainnya