TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Didampingi NGO Dunia, Pengelolaan Sampah Melibatkan Bumdes

Menargetkan 22 ribu KK berpartisipasi ikut Smart Kampung

IDN Times/Humaskabbwi

Banyuwangi, IDN Times - Organisasi non-pemerintah (non-governmental organization/NGO) dunia yang didanai pemerintah Norwegia dan institusi bisnis Borealis dari Austria, Systemiq, terus melakukan pendampingan penanganan sampah laut di Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Program STOP yang dijalankan telah berjalan satu tahun dengan mendorong peningkatan kapasitas warga desa dalam masalah pengelolaan sampah.

1. Desa Tembokrejo, Muncar, menjadi desa yang difokuskan utama menjalankan program STOP

IDN Times/Humaskabbwi

Chief Delivery Officer STOP Project Systemiq Andre Kuncoroyekti mengatakan, pada tahun pertama ini penanganan sampah difokuskan pada Desa Tembokrejo, Muncar, karena desa tersebut telah memiliki Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R). 

“Dari awal tujuan kami memang tidak bangun TPST, namun investasi peralatan untuk akselerasi TPST yang sudah ada agar lebih efisien. Selain juga kita lakukan pendampingan fisik dan non fisik," kata Andre seusai bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.  

2. Bumdes melatih pengangkutan, pengumpulan hingga pengolahan sampah

IDN Times/Humaskabbwi

Systemiq  melibatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebagai pengelola sampah. Mereka dilatih mengoptimalkan sistem pengangkutan, pengumpulan hingga pengolahan sampah.

"Hasilnya, layanan pengumpulan sampah yang dijalankan BUMDes Tembokrejo kini telah mencakup 3.214 rumah, dari awal yang sebelum kami masuk hanya sekitar 400 rumah," jelas Andre.

Andre mengaku senang karena warga merespons positif adanya pengangkutan sampah ini. Karena, menurut dia, masalah sampah di Muncar sebenarnya tidak sekedar masalah perilaku.

"Namun lebih diakibatkan ketidakadaan sistem, seperti tidak adanya armada angkut. Jadi, membuang sampah ke laut itu sebenarnya karena terpaksa. Jadi, adanya 19 armada angkut sampah saat ini, bagi mereka adalah solusi," kata Andre.

3. Alur pembuangan sampah yang telah dikumpulkan

IDN Times/Humaskabbwi

Di TPST Tembokrejo, sampah yang diangkut dari rumah warga lantas dipilah dan dikelola. Sampah organik dimanfaatkan untuk kompos dan budidaya larva lalat black soldier fly. Larva lalat jenis ini memiliki kemampuan mengurai sampah organik selain juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.

Sementara yang nonorganik, dipilah sesuai jenisnya untuk dijual. Sejak April 2018 hingga Februari tahun ini, jumlah sampah nonorganik yang terjual mencapai 10,4 ton oleh 16 pengepul sampah.

Berita Terkini Lainnya