TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Tulungagung Temukan Pupuk NPK Bersubsidi yang Diduga Palsu

Terpaksa membeli karena membutuhkan pupuk

Tumpukan pupuk NPK bersubsidi yang diduga palsu, IDn Times/ Bramanta Pamungkas

Tulungagung, IDn Times - Petani di Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung dikejutkan dengan temuan pupuk bersubsidi yang diduga palsu. Pupuk jenis NPK dengan merek Phonska ini digunakan oleh sejumlah petani jagung. Hasilnya, tanaman jagung mereka berubah warna menjadi kuning. Petani kemudian mengganti pupuk tersebut dengan lainnya untuk menyelamatkan tanaman jagungnya.

1. Mulai beredar sejak awal musim tanam

Petugas menunjukkan pupuk NPK bersubsidi yang diduga palsu, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Ketua Kelompok Petani setempat, Samsuri menjelaskan, warga yang curiga kemudian mengembalikan pupuk tersebut ke penjualnya. Pupuk ini dijual oleh seseorang yang tidak melalui distributor pupuk bersubsidi resmi. Petani sudah menggunakan pupuk yang diduga palsu tersebut sejak awal musim tanam ini atau sekitar dua bulan terakhir.

"Ini ada 19 karung ukuran 50 kilogram yang dititipkan polisi untuk barang bukti," jelasnya, Jumat (6/11/2020).

Baca Juga: Petani Tuban Adang Truk Pengangkut Pupuk, Kepala DPKP: Salah Paham

2. Harga lebih mahal dibanding pupuk bersubsidi asli

Petugas menunjukkan pupuk NPK bersubsidi yang diduga palsu, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Dibandingkan dengan pupuk NPK bersubsidi, harga pupuk diduga palsu ini lebih mahal. Harga satu karung berisi 50 kilogram NPK bersubsidi dijual oleh distributor resmi sebesar Rp115 ribu. Sedangkan harga pupuk diduga palsu dengan ukuran yang sama dijual dengan harga Rp175-190 ribu. Petani terpaksa membeli pupuk tersebut karena mereka membutuhkannya dalam jumlah yang banyak.

"Ada seseorang yang menawarkan untuk membeli pupuk ini, kami terpaksa karena membutuhkannya," tuturnya.

3. Inilah perbedaan pupuk asli dan palsu

Warna pupuk NPK asli (kiri) lebih cerah dibanding yang palsu, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Sementara itu, anggota Tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Tulungagung, Gatot Rahayu menjelaskan, terdapat beberapa perbedaan antara pupuk NPK bersubsidi dan yang diduga palsu tersebut. Meskipun karung sak yang digunakan sama, namun cara mengemasnya berbeda. Warna karung NPK bersubsdi lebih cerah dibanding yang diduga palsu.

Selain itu, warna fisik pupuk yang asli juga lebih cerah. Saat dilarutkan ke dalam air warna pupuk palsu tidak pudar, sedangkan pupuk asli warna akan memudar dan cepat larut.

"Saat dicampur air kalau yang asli akan terasa dingin karena terdapat unsur nitrogennya dan yang palsu tidak ada perubahan suhu airnya," imbuhnya.

Baca Juga: Bukan Langka, Serapan Pupuk di Jatim Justru Minim

Berita Terkini Lainnya