TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kadar Oksigen di Sungai Ngrowo Tulungagung di Bawah Standar

Tercemar sambah dan limbah domestik

Sungai Nrowo di Kabupaten Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Tulungagung, IDN Times - Puluhan relawan melakukan aksi pembersihan di aliran Sungai Ngrowo, yang berada di Desa Mangunsari, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Mereka mengangkat sampah di dalam dan bantaran sungai. Relawan ini juga memeriksa kadar oksigen larut air di sungai tersebut. Hasilnya kadar oksigen berada di bawah ambang batas yang telah ditetapkan.

Baca Juga: 11 Fakta Candi Mirigambar Tulungagung

1. Susuri sungai untuk lakukan pembersihan

Relawan memilah sampah dari dalam sungai. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Deputi Ekstrenal dan Kemitraan Yayasan Ecoton, Azis mengatakan kegiatan ini diikuti oleh gabungan komunitas. Mereka menyusuri sungai sejauh 1 kilometer untuk membersihkan sampah. Kegiatan ini juga merupakan bentuk kepedulian pegiat lingkungan untuk mewujudkan sungai yang bersih dan sehat.

"Sekaligus merupakan bentuk edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga sungai Ngrowo," ujarnya, Senin (12/06/2023).

2. Kadar oksigen rendah sebabkan ikan mati

Relawan mengambil sampel air di Sungai Ngrowo Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Dalam kegiatan ini, mereka mengambil sampel untuk mengetahui kualitas air di sungai Ngrowo. Berdasarkan pemeriksaan kadar larut oksigen dalam air di sungai tersebut hanya mencapai 2.2 mg/L. Angka tersebut sangat rendah dan dibawah standart. Idealnya kadar larut oksigen berada di angka 5 mg/ L. Rendahnya kadar oksigen ini menyebabkan banyak ikan yang mati. "Tadi kita menemukan ikan sapu-sapu yang mengambang, beberapa ikan tampak naik ke atas untuk mendapatkan oksigen." tuturnya.

3. Pencemaran ancam kelangsungan biota di sungai

Sampah yang diangkat dari sungai Ngrowo dan bantarannya. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Selain itu, hasil uji mikroplastik di sungai Ngrowo didapatkan total 111 partikel / 50 liter air yang didominasi oleh mikroplastik fiber sebesar 56%, filamen 23%, dan fragmen 22%. Mikroplastik fiber berasal dari serpihan tekstil dapat berasal dari limbah hasil cucian baju, mikroplastik filamen berasal dari plastik tipis seperti kresek dan bungkus makanan, mikroplastik fragmen berasal dari plastik tebal seperti sachet. "Masih banyak drainase limbah domestik yang menuju ke sungai ngrowo, kemudian juga banyak timbulan sampah di bantaran sungai ngrowo dan didominasi oleh plastik sekali pakai. Hal ini bisa memberikan ancaman terhadap keberlangsungan biota-biota sungai termasuk ikan," terangnya.

Baca Juga: 80 Persen Berkas Bacaleg di Tulungagung Belum Memenuhi Syarat

Berita Terkini Lainnya