TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rencana Kenaikan Gas Melon, Ini Penjelasan Dinas ESDM Jatim

Kalau jadi naik, harganya bisa mencapai Rp35 ribu

Kepala Dinas ESDM Jatim Setiajit saat konferensi pers di Kantor Gubernur Jatim, Senin (18/11). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mencabut subsidi gas elpiji 3 kg. Alhasil harga gas melon ini akan melonjak tinggi pada pertengahan tahun ini. Kenaikannya pun diprediksi cukup fantastis, dari harga Rp18 ribu menjadi Rp35 ribu.

Lantas bagaimana tanggapan Dinas ESDM Jawa Timur (Jatim)?

1. Tegaskan subsidi tidak dihapus tapi dialihkan

IDN Times/ Muchammad Haikal

Kepala Dinas ESDM, Setiajit menegaskan subsidi gas elpiji 3 kg tidak dihapus tapi dialihkan. Pemberian subsidi tersebut nantinya langsung diberikan kepada penerima manfaat atau warga tidak mampu.

Penyaluran subsidi nantinya ditransfer uang sebesar Rp105 ribu tiap bulan. Nilai itu dirasa cukup karena menurut pemerintah, masyarakat miskin melakukan isi ulang elpiji 3 kg sebanyak tiga kali dalam satu bulan.

"Rencana pemerintah bukan mencabut subsidi, tapi mengatur agar subsidi tepat sasaran dan iitupun baru rencana (masih) akan dibahas," ujar Setiajit tertulis kepada IDN Times, Jumat (17/1).

2. Apabila sudah direalisasikan, Dinas ESDM segera sosialisasi

Kepala Dinas ESDM Jatim Setiajit saat konferensi pers di Kantor Gubernur Jatim, Senin (18/11). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Apabila rencana ini direalisasikan, Setiajit menyatakan Dinas ESDM Jatim langsung menggelar sosialisasi. Karena memang penggunaan elpiji 3kg di Jatim sudah merata. Sayangnya dia tidak merinci jumlahnya, yang pasti setiap tahun dijamin cukup.

"Iya pasti, kami dengan tim selalu antisipasi dan ikut terlibat dalam pembahasan," katanya.

"Karena itu kebijakan pusat, kita bisanya menyarankan yang terbaik untuk rakyat," imbuh Setiajit.

3. Saat ini Dinas ESDM mulai manfaatkan gas rawa di Bojonegoro

Kepala Dinas ESDM Jatim, Setiajit. Dok.IDN Times/Istimewa

Salah satu yang mulai digalakkan pemprov dalam mengurangi ketergantungan gas melon ialah dengan memanfaatkan gas rawa. Saat ini penerapan tersebut sudah mulai diberlakukan di Desa Nguken Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro.

"Ini gas rawa yang tidak digunakan sama sekali, kita manfaatkan, kita ubah ke separator kemudian dialirkan ke 39 KK," beber Setiajit.

Baca Juga: 3 Hal yang Harus Kamu Tahu Tentang Rencana Naiknya Gas Melon

Berita Terkini Lainnya