TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PWNU Jatim: Vaksin COVID-19 Perlu Libatkan Ulama

Berharap vaksin bisa diproduksi dalam negeri

ilustrasi vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Surabaya, IDN Times - Katib Suriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), Kiai Syafrudin Syarif menyampaikan perlunya keterlibatan ulama dalam penentuan vaksin COVID-19. Meski tak harus terlibat dalam pembuatannya secara teknis, menurutnya komposisi vaksin harus diberi tahu ke para ulama.

"Kalau keterlibatan pembuatan tidak perlu, karena itu bukan bidangnya. Tetapi melihat proses pembuatannya, bahannya dari apa sehingga bisa keluar fatwa nanti ini halal tidak ada kandungan babi dan sebagainya," ujarnya saat dihubungi, Rabu (25/11/2020).

1. Perlu gandeng MUI untuk bikin fatwa agar masyarakat tak gelisah

Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Nah, untuk mengeluarkan fatwa maka pemerintah harus menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI). PWNU Jatim pun mendorong MUI juga proaktif membuat penelitian khusus tentang vaksin COVID-19 yang sebaiknya digunakan untuk masyarakat Indonesia. Terlebih, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.

'Memang saya berharap MUI ada penelitian khusus tentang itu. Sehingga ada fatwa resmi tentang kehalalannya," kata Syafrudin.

"Sehingga kalau kehalalannya diresmikan MUI, kita ini yang pakai jadi tenang. Kalau tidak ada masyarakat jadi gelisah," dia menambahkan.

Baca Juga: Begini Cara Mendapatkan Vaksin COVID-19 Secara Mandiri

2. Pemerintah harus getol sosialisasi vaksin

Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain dari sisi kelaikan pemakaian, Syafrudin juga menyampaikan perlunya pemerintah terus sosialisasi terkait vaksin COVID-19. Sebab banyak informasi beredar, khususnya di media sosial kalau vaksin bisa mengakitbatkan kematian. Padahal yang beredar itu baru dalam tahap uji coba di sebagian negara saja.

"Sosialisasi bahwa digunakan untuk meningkatkan antibodi. Saya yakin vaksin yang digunakan aman untuk indonesia. Selektifitas harus dilakukan oleh pihak yang ditunjuk bertanggung jawab," ucapnya.

Baca Juga: AstraZeneca Klaim Vaksin COVID-19 Buatannya yang Dibutuhkan Dunia

Berita Terkini Lainnya