TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nyanyian "Surabaya Oh Surabaya" Iringi Arakan Ogoh-ogoh di Kenjeran

Ada 12 ogoh-ogoh yang akan dibakar

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - "Surabaya, Surabaya, Oh Surabaya...," begitu nyanyian para anak kecil yang menggema di depan kawasan Pura Segara, Kenjeran, Surabaya, Rabu (6/3). Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kawasan ini selalu ramai. Pakaian khas Bali tergambar jelas di sini. Para peserta kompak untuk merayakan pawai ogoh-ogoh yang digelar tiap satu tahun sekali.

Tak mau kalah, anak-anak yang berada di garis depan peserta pawai membawa obor dan terus bernyanyi. Semangat suka cita menyambut Hari Raya Nyepi terasa sekali. Pawai ini tentunya pun ditunggu oleh warga sekitar. Semua sudah menunggu di sisi kanan dan kiri badan jalan.

1. Libatkan 2.000 peserta

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Penyambutan Hari Raya Nyepi dengan pawai ogoh-ogoh ini selalu meriah dari tahun ke tahun. Nah, menariknya pada tahun ini sekitar 2.000 peserta yang mana dari umat Hindu dilibatkan. Sayangnya, pawai tahun ini rutenya lebih pendek, yakni 2 km saja.

"Iya tahun ini kami tidak melewati Jembatan Suroboyo. Lebih lewat ke kampung-kampung saja. Tahun sebelumnya sekitar 3 - 2,5 km. Tahun ini 2,5 km," ujar Sabha Walaka Parisada Pusat, Nyoman Sutantra, Rabu (6/3).

Baca Juga: Nyepi, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Ditutup 31 Jam

2. Ada total 12 ogoh-ogoh

IDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Meski rute lebih pendek, ogoh-ogoh yang diarak justru lebih banyak dari pada tahun lalu. Total ada 12 ogoh-ogoh yang dijinjing oleh para pemuda. 11 di antaranya ialah ogoh-ogoh besar sementara itu, ada 1 ogoh-ogoh kecil. "11 ogoh-ogoh itu artinya keharmonisan. Sementara 1 ogoh-ogoh kecil itu menggenapi satu tahun. Yang artinya ada 12 bulan," kata Nyoman.

3. Ogoh-ogoh akan dibakar

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Setelah diarak, ogoh-ogoh ini nantinya akan dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh dilakukan di halaman depan Pura Segara. Karena itu menjadi bagian wajib dalam prosesi ini.

"Makanya kalau lihat ogoh-ogoh itu tidak ada yang wujudnya bagus. Semua jelek, setelah diarak harus dibakar. Itu ibaratnya kita membuang kekotoran makhluk halus jahat dan hati yang bersifat jahat yang ada di dalam diri sebelum memperingati Nyepi," jelas Nyoman.

Baca Juga: Nyepi, Umat Islam dan Kristen di Desa Balun Ikut Bikin Ogoh-ogoh

Berita Terkini Lainnya