TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Digelar di 17 Lokasi, Rukyatul Hilal Terapkan Protokol Kesehatan

Maksimal ada 9 petugas yang berkumpul di tempat rukyah

unsplash/Jim Strasma

Surabaya, IDN Times - Berdasarkan metode hisab, awal Bulan Ramadan 1441 hijriah akan jatuh pada Jumat (24/4). Mesti begitu, PWNU Jawa Timur (Jatim) melalui Lembaga Falakiyah masih akan memastikannya kembali melalui metode rukyatul hilal atau melihat bulan dan menunggu hasil sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag).

"Saya berharap umat Islam dalam mengawali Ramadan tetap menunggu keputusan Pemerintah dalam sidang isbat yang didasarkan atas hasil Rukyatul Hilal dan hisab," ujar Shofiyulloh tertulis, Kamis (23/4). Lantaran kegiatan ini dilaksanakan di tengah pandemik , panitia akan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

1. Ada 17 titik rukyatul hilal

Ilustrasi kegiatan rukyatulhilal (Dok. RRI)

Di Jawa Timur, PW LFNU akan menggelar rukyatul hilal di 17 titik. Titik-titik itu antara lain, Balai Rukyat NU Condrodipo Gresik, POB Masjid Denanyar Jombang, Observatorium Jokotole IAIN Madura Pamekasan, Balai Rukyat Ibnu Syatir, PP Al Islam, Joresan Ponorogo, Tulung Saradan Madiun dan Banaran Geger Madiun.

Kemudian Gumuk Klasi Indah Banyuwangi, Ponpes Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan, Masjid Agung At Taqwa Bondowoso, Pucuk Pelangi Gunung Gede Wonotirto Blitar, Bukit Banjarsari Blitar, Pantai Kalbut Situbondo, Lokasi: MAN 3 Kediri, Tanjungkodok Lamongan, Kantor Pemkab Malang jalan Panji Kepanjen Malang Kantor PCNU Mojokerto dan Menara Rukyatul hilal Tuban.

"NU Jatim akan melakukan pemantauan hilal di 17 titik di seluruh Jawa Timur," kata Gus Shofi sapaan akrabnya.

Baca Juga: Gelontorkan Rp14 Miliar, Lamongan Bakal Bangun Menara Rukyatul Hilal

2. Rukyatul hilal gunakan protokol kesehatan

freepik.com

Akan tetapi, rukyatul hilal tahun ini sedikit berbeda. Lantaran COVID-19 masih merebak, NU Jatim pun mewajibkan protokol kesehatan pada saat memantau bulan pertama Ramadan 1441 hijriah. Beberapa di antaranya tidak diperbolehkan menggelarnya lintas kabupaten/kota.

"Artinya pelaksanaan rukaytul hilal dan petugasnya harus daerah tersebut bukan luar daerah," ucap Gus Shofi.

Kemudian lokasi rukyatul hilal harus didesinfeksi terlebih dahulu dan dilengkapi cuci tangan atau hand sanitizer. Jumlah petugas di lokasi tersebut maksimal sembilan orang yang terdiri atas operator instrumen, petugas sekretariat dan hakim. Ketua Tim wajib mendata nama petugas yang akan melaksanakan rukyatul hilal.

"Itu ada syaratnya, petugas diprioritaskan berusia di bawah 50 tahun, dalam kondisi sehat, tidak menderita penyakit penyerta seperti diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, gangguan pernafasan dan kanker," dia menjelaskan.

Baca Juga: Cara Pemantauan Hilal Awal Ramadan di Aceh di Tengah Wabah COVID-19

Berita Terkini Lainnya