TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PMI Siapkan Tandon Air Bersih untuk Korban Semeru  

Air bersih menjadi kebutuhan mendesak pengungsi Semeru

Warga yang terdampak abu vulkanik dari guguran lahar panas Gunung Semeru dievakuasi dari Desa Kamar Kajang, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Lumajang, IDN Times - Palang Merah Indonesia (PMI) terus mengupayakan bantuan kebutuhan masyarakat pengungsi bencana di tanah air. Saat ini, PMI tengah menyiapkan 100 tandon air bersih yang nantinya bakal didistribusikan ke sejumlah wilayah terdampak bencana alam.

Baca Juga: Hari Ketujuh Erupsi Semeru, 9 Orang Masih Dicari

1. Siap penuhi kebutuhan pengungsi Gunung Semeru

Air yang mengalir dari hasil Pompa Hidram ditampung di tandon berukuran 550 liter. Pompa Hidram mampu mendorong air dengan ketinggian 20 meter, hasilnya mengalir 1 liter per menit. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sekjen PMI, Sudirman Said menjelaskan bahwa saat ini sedikitnya ada 190 relawan PMI yang ikut dalam tanggap darurat bencana guguran awan panas Gunung Semeru. Selain membantu proses evakuasi, para relawan itu juga mendata kebutuhan para pengungsi yang harus segera dipenuhi. Dari beberapa laporan didapati bahwa saat ini kebutuhan paling mendesak adalah tandon serta air bersih. 

"Saat ini sedang ada pengadaan 100 tandon air yang akan diditribusikan ke pusat-pusat pengungsian. Kami memahami dan berupaya memenuhi kebutuhan tersebut. Nantinya tandon itu tidak hanya untuk pengungsi Gunung Semeru saja, tetapi juga masyarakat terdampak bencana lainnya," paparnya Jumat (10/12/2021). 

Baca Juga: 25 Jenazah Korban Erupsi Semeru Teridentifikasi

2. Relawan evakuasi sudah lebih dari cukup

Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban akibat tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Lebih jauh, Sudirman menyampaikan untuk relawan evakuasi khusus bencana guguran awan panas Gunung Semeru sudah lebih dari cukup. Hal itu merujuk kepada data yang disampaikan oleh Danposko tanggap darurat. Ia menyebut bahwa apabila terlalu banyak relawan juga bakal menyulitkan proses koordinasinya.

"Tetapi kami juga sampaikan terima kasih atas semangat masyarakat untuk saling membantu sesama. Hanya saja memang kalau terlalu banyak, proses koordinasinya juga sulit," tambahnya. 

Baca Juga: 10 Jenazah Korban Erupsi Semeru Belum Teridentifikasi

3. Ribuan rumah rusak

Warga mencari sisa barang dari rumahnya yang hancur akibat erupsi gunung Semeru di desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Sementara itu, Danposko Tanggap Darurat Dampak Bencana Guguran Awan Panas Semeru, Kolonel Inf Irwan Subekti menyebut bahwa hingga saat ini tercatat ada 2.970 unit rumah rusak. Kemudian 33 fasilitas umum rusak karena dampak guguran awan panas Semeru. Salah satu fasum yang mengalami kerusakan adalah Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Lumajang-Malang.

"Untuk yang paling parah terdampak ada 2 kecamatan. Tetapi secara total yang terdampak 10 kecamatan. Sementara titik pengungsian ada 126 titik dengan rincian 24 terpusat, dan 102 menyebar di tempat-tempat yang berbeda-beda," urainya. 

Berita Terkini Lainnya