TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gali Tanah untuk Tanam Alpukat, Warga Justru Temukan Situs Sejarah

Wih, warisan leluhur nih

Warga bergotong royong melakukan penggalian di sekitar kawasab situs wilayah Pendem, Kota Batu, Jumat (13/12/2019). IDN Times/ Alfi Ramadana

Batu, IDN Times - Anton Adiwobowo tak pernah menyangka bahwa apa yang ia temukan dua pekan lalu bakal menjadi pusat perhatian. Ya, sekitar dua pekan lalu warga desa Pendem, Junrejo, Kota Batu itu berhasil menemukan situs bersejarah berupa susunan bata merah di kawasan dekat makam dusun.

Setelah menemukan situs tersebut ia kemudian melaporkan kepada pemerintah desa. Kini, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto sedang meneliti situs tersebut.

1. Temukan situs saat hendak menanam Alpukat

Anton Adiwibowo (kanan) saat mendampingi Arkeolog dati BPCB Trowulan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Anton menceritakan, awalnya lokasi situs tersebut merupakan tanah wakaf makam keluarga. Saat itu memang kondisi sebagian area makam tidak terawat. Sehingga, dirinya berinisiatif memanfaatkan sebagian area makam tersebut untuk ditanami Alpukat.

Saat mulai mulai membersihkan kemudian menggali tanah, Anton tak sengaja menemukan tumpukan bata merah kuno. 

"Rencananya mau menanam lima sampai sepuluh pohon. Saat menggali dengan lebaran satu meter dan kedalaman 30-40 cm, kami menemukan seperti tumpukan bata merah kuno," ceritanya kepada IDN Times, Jumat (13/12).

Baca Juga: Penggalian di Lokasi Perahu Baja, Arkeolog Temukan Koin dan Peluru

2. Langsung laporkan kepada pemerintah desa

Warga membersihkan beberpa titik untuk eskavasi situs Pendem, Jumat (13/12/2019). IDN Times/ Alfi Ramadana

Setelah menemukan beberapa tumpukan bata merah kuno itu, Anton menghentikan penggalian. Pria yang juga Ketua RT 01/RW 01 Dusun Pendem tersebut kemudian melaporkan temuan tersebut kepada pemerintah desa setempat.

Kemudian oleh pemerintah desa laporan tersebut diteruskan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu untuk selanjutnya dilanjutkan ke BPCB Trowulan.

"Saat menemukan itu saya langsung berhenti. Tidak melanjutkan penggalian dan tanam alpukat. Sebab, kalau diteruskan takutnya ada apa-apa. Terus saya koordinasikan dengan pemerintah desa," tambahnya. 

3. Sudah ada cerita soal punden boto-boto

Warga melakukan syukuran terlebih dahulu sebelum melakukan proses eskavasi, Jumat (13/12/2019). IDN Times/ Alfi Ramadana

Saat pertama kali menemukan, Anton mengakui tidak tahu terkait dugaan bangunan kuno tersebut. Namun, ia menjelaskan bahwa warga sekitar menyabut kawasan tersebut sebagai daerah boto-boto (bata-bata). Hanya saja, warga juga tidak mengetahui seperti apa bangunan yang ada di sekitar area tersebut. 

"Ada juga yang menyebut punden boto. Tetapi, kami juga tidak tahu bentuk tumpukan atau bangun sejarahnya seperti apa," sambungnya. 

Baca Juga: Heritage Walk of Lawang Seketeng, Satu Kampung Berjuta Situs Sejarah

Berita Terkini Lainnya