TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berebut Pintu Keluar di Kanjuruhan

Cerita mereka yang selamat dari Tragedi Kanjuruhan

Suasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Malang, IDN Times - Tragedi Kanjuruhan seusai laga Arema FC kontra Persebaya, Sabtu 1 Oktober 2022 malam, masih menyisakan misteri. Sejauh ini, keterangan para saksi mata menyebut banyak pintu stadion yang terkunci saat tembakan gas air mata aparat memecah kepanikan di masing-masing tribun.

Pintu terkunci, menjadi salah satu poin yang bakal diinvestigasi oleh tim pencari fakta yang diketuai Menkopolhukam Mahfud MD. Kompolnas mengungkap pengakuan Kapolres Malang bahwa tidak ada perintah mengunci pintu stadion saat pertandingan usai, termasuk perintah menembakkan gas air mata.

Namun, faktanya memang ada tembakan gas air mata mengarah ke tribun penonton dan banyak pintu di tribun ekonomi masih terkunci saat kekacauan terjadi. Nah, berikut ini rangkuman reka ulang berdasarkan pengamatan jurnalis IDN Times dan keterangan para saksi mata di lapangan.

Baca Juga: Cerita Aremania Terdesak di Pintu 10 Kanjuruhan

Selepas magrib ribuan Aremania memenuhi tribun stadion

Aparat keamanan berusaha menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Selepas magrib sekitar pukul 18.30 WIB, ribuan penonton mulai memasuki area tribun Stadion Kanjuruhan. Stadion kebanggaan Arema FC itu memiliki 14 pintu untuk 14 tribun ekonomi. Ditambah 2 pintu masuk tribun VIP, dan 1 pintu masuk utama atau lobby. Selain itu, ada 4 pintu darurat besar yang ada di empat sisi stadion. Juga ada pintu besar yang memisahkan tribun ekonomi dan VIP.

Setelah tribun semua dipenuhi penonton, kick off pertandingan bergulir pada pukul 20.00 WIB dan semua berjalan lancar tanpa ada gangguan. Bahkan, sampai laga berakhir sekitar pukul 21.45 WIB dengan skor 3-2 untuk kemenangan Persebaya, situasi masih kondusif. Meskipun ada beberapa aksi pelemparan ke dalam lapangan. 

Setelah peluit panjang dibunyikan oleh pengadil lapangan, para pemain Persebaya bergegas masuk ke area lorong stadion menuju ruang ganti yang berada di bawah tribun VIP. Sementara, pemain Arema FC berkumpul di lingkaran tengah sekitar 10 menit untuk song of pride. Setelah itu, mereka beranjak menuju arah tribun papan skor. 

Menurut pengakuan salah satu saksi mata, Aremania Black Lion Korwil Bantur, Slamet Sanjoko, ada dua orang suporter yang menghampiri pemain di lapangan dengan tujuan menyemangati pemain dan meminta foto. Tak berselang lama diikuti oleh Aremania yang lain.

"Tidak tahu seperti apa penerimaan para pemain melihat ada dua Aremania mendatangi, mereka kemudian kembali ke ruang ganti," katanya. 

Setelah itu, sekitar pukul 22.00 WIB petugas keamanan masuk ke lapangan dan mencoba menghalau suporter. Hal itu kemudian memicu gelombang suporter yang lebih besar merangsek ke lapangan. Tapi, masih banyak juga suporter yang tetap bertahan di tribun dan tidak melakukan apapun, hanya melihat. Karena situasi di lapangan semakin kacau, gas air mata kemudian dilepaskan aparat. 

Tak hanya di lapangan, gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun selatan 10-14, tribun utara belakang gawang yakni 1-6, dan tribun bawah papan skor yakni 7-9.

"Kenapa yang di tribun juga ditembak gas air mata. Padahal mereka tidak melakukan apa-apa dan saat itu kondisi pintu keluar masih tertutup," jelasnya.

Baca Juga: Cerita Eko Prianto, Mendobrak Gate 13 Kanjuruhan Selamatkan Korban

Berebut pintu keluar di tengah kepulan asap gas air mata

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Kondisi semakin menegangkan lantaran saat gas air mata dilepaskan, sebagian pintu keluar stadion belum terbuka. Hal itu seperti disampaikan Ozy Maulana yang berada di tribun 14. Ia menyebut saat gas air mata ditembakkan aparat, situasi Aremania menjadi kacau dan mulai berebut pintu keluar. 

Pada saat itu, pintu keluar di tribun 14 masih tertutup dan terjadi penumpukan orang yang berusaha keluar. Mereka kemudian berusaha menggedor-gedor pintu keluar kurang lebih 20 menit sampai akhirnya terbuka. 

"Saat itu, yang saya lakukan hanya berusaha bertahan jangan sampai jatuh," jelasnya. 

Sekitar pukul 22.30 WIB kondisi makin kacau karena banyak suporter yang pingsan dan lemas karena berdesak-desakan. Kondisi ini juga disaksikan Arya Catur Erlangga (17) Aremania asal Singosari, Kabupaten Malang yang terjebak di pintu 10 tribun selatan.

Angga menghadapi situasi crowded di pintu keluar 10. Dia pun sempat pasrah. Beruntung ada Aremania lain yang berusaha membantunya untuk tetap tersadar. Kemudian dirinya juga mencoba membantu Aremania lain yang ada di depannya untuk tetap bisa kuat. Dia menahan dengan sikunya, agar tak terdorong dari belakang.

Dengan sisa tenaga, dirinya memaksa berjalan balik naik ke tribun. Saat itu, kondisinya sudah antara sadar dan tidak. Beruntung dirinya dibantu oleh dua orang Aremania lain yang memberikan air minum dan membantu keluar dari pintu 9. 

"Setelah keluar saya kemudian menuju parkiran. Saat itu saya bertemu dengan beberapa teman dan beristirahat untuk menata napas. Saya kemudian mendapat kabar bahwa Fajar teman saya, sudah tiada," tandasnya.

Baca Juga: Anak Ini Selamat, Tapi Kedua Orangtuanya Meninggal di Kanjuruhan 

Berita Terkini Lainnya