Sutiaji Akui Angka Kematian di Kota Malang Masih Tinggi

RS rujukan disebut banyak diisi pasien dari luar kota

Malang, IDN Times - Kota Malang saat ini menjadi sorotan nasional dalam PPKM lanjutan. Hal tersebut lantaran angka kematian harian di Kota Malang yang masih tinggi perharinya. Dalam beberapa hari terakhir angka kematian di Kota Malang masih berada pada kisaran 10 perharinya.

1. Akui angka kematian masih tinggi

Sutiaji Akui Angka Kematian di Kota Malang Masih TinggiIlustrasi proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU. IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati

Wali Kota Malang, Sutiaji mengakui bahwa angka kematian karena COVID-19 di Kota Malang masih cukup tinggi. Tetapi dirinya mengklaim bahwa Kota Malang masih berada di bawah Surabaya yang angka kematian hariannya menyentuh 80. Hal itu karena selama ini warga yang meninggal biasa tetapi memiliki riwayat sakit asma atau yang terindikasi COVID-19 jika di bawa ke RS, maka pemakamannya pasti standar protokol kesehatan.

"Jadi memang sekarang seperti itu. Angka kematian yang tinggi itu tidak semuanya positif COVID-19. Tetapi karna memiliki penyakit bawaan yang mengarah ke COVID-19, maka pemakamannya sesuai standar dan tercatat di data NAR," urainya Selasa (3/8/2021).

Baca Juga: Khofifah Tinjau Vaksinasi Dosis Ketiga untuk Nakes di Malang 

2. BOR disebut banyak diisi orang luar Malang

Sutiaji Akui Angka Kematian di Kota Malang Masih TinggiIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Orang nomor satu di Kota Malang itu menambahkan bahwa untuk BOR saat ini juga masih tinggi. Padahal di Kota Malang sendiri terdapat 1.007 bed isolasi. Dari jumlah tersebut, hanya 300 saja yang diisi oleh warga Kota Malang. Sementara sisanya kebanyakan diisi oleh warga luar Kota Malang seperti Blitar, Kediri, Pasuruan, Lumajang bahkan hingga Probolinggo. Karena di Kota Malang memang ada 7 rumah sakit rujukan ditambah dua RS lapangan.

"Dalam situasi seperti saat ini tentu kami tidak bisa menolak. Tetapi memang hal ini juga cukup berpengaruh karena memang pasiennya kebanyakan dari luar kota," tambahnya. 

3. Pelaksanaan PPKM di Kota Malang diklaim berhasil

Sutiaji Akui Angka Kematian di Kota Malang Masih TinggiSutiaji saat memberikan sambutan saat penyerahan bantuan beras dari Kemensos. IDN Times/Alfi Ramadana

Meskipun mendapar sorotan karena angka kematian yang masih cukup tinggi, sejatinya pelaksanaan PPKM di Kota Malang cukup efektif. Hal itu terlihat dari BOR yang mulai berkurang. Sutiaji menyebut bahwa per hari ini ada 140 bed yang kosong. Jumlah tersebut meningkat dari hari sebelumnya yang berada pada angka 124. Makin banyaknya bed yang kosong ini selain karena ada tambahan juga karena pasien yang dirawat sudah sembuh. 

"Saat ini yang masih menjadi masalah adalah IGD COVID-19 yang terbatas. Juga kekurangan ketersediaan tabung oksigen. Tetapi dalam waktu dekat kekurangan itu akan kami atasi. Bahkan kami rencanakan setiap RW kami berikan tabung oksigen besar," sambungnya. 

4. Terus berjuang di perpanjangan PPKM

Sutiaji Akui Angka Kematian di Kota Malang Masih TinggiIlustrasi PPKM Darurat (IDN Times/Sachril Agustin Berutu)

Terlepas dari itu, Sutiaji mengakui akan terus memaksimalkan perpanjangan PPKM yang ditetapkan pemerintah untuk menurunkan kasus COVID-19. Tetapi dirinya meminta daerah lain untuk ikut melakukan hal yang sama agar saat PPKM berakhir, semua wilayah bisa membaik secara bersama-sama. Terutama wilayah PPKM darurat level 1-4.

"Kami akan tetap patuh dan memaksimalkan pencegahan dan penanganan. Tetapi kami berharap daerah lain juga melakukan hal yang sama agar hasil dari PPKM ini bisa lebih luas," katanya. 

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Lagi, Pengelola Mal di Malang Kian Terdesak 

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya