Tuti, Semangat Ikut Women's March Meski dengan Kursi Roda
Perjuangannya demi rekan sesama disabilitas dan sang putri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Tuti Iriani mengernyitkan dahi menahan terik matahari yang tak terlalu panas, namun cukup menyilaukan pagi itu, Minggu (28/4). Ia berusaha tersenyum memamerkan bibir yang berpoles lipstik berwarna pink terang. Tuti berada di garda paling depan, di antara puluhan orang yang turut dalam kegiatan Women's March. Tuti, yang wajahnya telah dipenuhi keriput, tetap semangat memegang poster berwarna oranye bertuliskan "Hormati Hak2 Disabilitas."
Tuti terlihat duduk tenang di sebuah kursi roda yang didorong oleh seorang pria. Meski begitu, semangatnya tak surut untuk tetap bersuara lantang saat komando yel-yel diberikan. "Gerak bersama! Berani bersuara!" seru ia. Ya, Tuti adalah seorang tuna daksa. Ia tak mampu menggunakan kaki kirinya. Namun, itu bukanlah alasan bagi Tuti untuk absen dalam menyuarakan kepentingan perempuan.
"Saya sebagai seorang ibu ya, apalagi disabilitas, itu pingin kalau ada karya-karya apa yang dihasilkan, ya jahit, ya tas, mungkin oleh orang-orang seperti saya, ya dihargai," tutur Tuti mengutarakan salah satu keinginannya.
Baca Juga: Women Cycling Challenge, Kompetisi Balap Sepeda Perempuan Indonesia
1. Perjuangkan RUU PKS untuk sang anak
Tuti merupakan salah satu perwakilan disabilitas yang turut berpartisipasi dalam Women's March di Surabaya, Minggu (28/4). Dalam kegiatan yang didominasi oleh wanita berusia muda, Tuti tak canggung menyuarakan pendapatnya. Karena bagi wanita yang telah menginjak usia 52 tahun tersebut, hal-hal yang sedang ia perjuangkan bukan untuk dirinya saja. Ia juga memikirkan nasib putrinya.
Salah satu hal yang menjadi fokus Tuti, adalah Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) yang tak kunjung disahkan. Meski tak mengerti betul apa isi draft RUU tersebut, Tuti ingin melindungi anaknya dari ancaman kekerasan seksual yang tak bertanggung jawab.
"Jangan sampai seperti itu. Ibu punya putri sudah bekerja. Kita membayangkan andai ada kekerasan gitu, lihatnya miris gitu," ujar Tuti.
Baca Juga: 'Kartini Gowes' Women's Cycling Challenge 2019, Taklukan Rute 70,9 Km