TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Yenny Protes Bendera NU Dikibarkan Saat Sandiaga Kampanye

Cara Sandi tidak menunjukkan kedekatan dengan NU

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - Putri Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid buka suara terkait bendera Nahdlatul Ulama (NU) yang dibawa pasangan calon (paslon) nomor urut 02 saat kampanye di Lumajang, Kamis (4/4). Dia menekankan kalau bendera NU tidak boleh dibawa saat kampanye.

"Ya seyogyanya bendera NU jangan dibawa kampanye, tapi ini berlaku untuk semuanya, mau pasangan 02 mau pasangan kosong 01 gak boleh," ujar Yenny usai Forum Komunikasi Kiai Kampung Jatim di Hotel Shangri-La Surabaya, Minggu (7/4).

Baca Juga: SBY Kritisi Kampanye Akbar Prabowo-Sandiaga Melalui Surat

1. Kritik sikap Sandi kibarkan bendera NU

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Yenny pun sangat menyayangkan apa yang dilalukan oleh Cawapres Sandiaga Uno. Pasalnya, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengibar-ibarkan bendera NU.

"Jadi kita semua harus disiplin apalagi yang dilakukan oleh Pak Sandi, gak boleh itu dikibar-kibarkan untuk kampanye gak boleh," kata Yenny.

2. Cara Sandi tidak menunjukkan kedekatan dengan NU

IDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Yenny melihat, cara yang dilakukan Sandi bukan untuk memperlihatkan kedekatannya dari salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Karena untuk dekat dengan NU tidak hanya mengibarkan benderanya saja.

"Kedekatan dengan NU itu harus dibangun dengan proses menyalurkan aspirasi warga NU," ucap Yenny.

3. Sebut NU lebih dekat dengan Jokowi

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Yenny pun menambahkan, selama ini yang nampak dekat dengan warga NU justru paslon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin. "Selama ini yang punya track record catatan sejarah dekat dengan warga NU itu ya Pak Jokowi, dan apalagi kalau memang bagian dari NU ya kiai Ma'ruf Amin," ungkapnya.

"Jadi ngibarkan bendera saja tidak cukup untuk menunjukan kedekatan dengan warga NU," tambah Yenny.

Baca Juga: Yenny Wahid Ajak Masyarakat Bersatu Meski Beda Pilihan Pemimpin

Berita Terkini Lainnya