TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Setumpuk Harapan Pengungsi Syiah Sampang untuk Jokowi-Ma'ruf Amin

Inklusi adalah kunci

Rusunawa Jemundo. Tempat tinggal pengungsi Syiah Sampang. IDN Times/Vanny El Rahman

Surabaya, IDN Times - Memasuki tahun ketujuh, nasib sebagian warga Sampang masih terombang-ambing tanpa kejelasan di Rumah Susun (Rusun) Jemundo, Sidoarjo. Hanya gegara mempunyai keyakinan berbeda, yakni Syiah, mereka harus terusir dari kampung halamannya.

Kini, harapan warga Syiah untuk bisa kembali pulang kian menggunung. Mereka menggantungkan harapan besar kepada Presiden Joko 'Jokowi' Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang akan dilantik, Minggu besok (20/10).

1. Kemauan 100 persen ingin pulang

IDN Times/Reza Iqbal

Sejak tahun 2012, rapalan doa terus dipanjatkan warga Syiah Sampang yang tinggal di Sidoarjo. Hingga hari ini, doa untuk bisa pulang lagi ke Pulau Garam, Madura, tak pernah padam.

"100 persen masih belum kendor untuk pulang. Kami ingin pulang," tegas warga pengungsi Syiah Sampang, Nur Kholis kepada IDN Times, Sabtu (19/10).

Baca Juga: Jokowi-Ma'ruf Amin bakal Dilantik, Ini Harapan Komunitas LGBT Surabaya

2. Berharap bisa ubah intoleransi

IDN Times/Reza Iqbal

Masalah intoleransi masih menjadi tembok besar yang harus dirobohkan Jokowi di periode keduanya menjabat sebagai orang nomor satu di negeri ini. Dibantu Ma'ruf Amin yang merupakan ulama, warga Syiah Sampang mempunyai harapan besar kepadanya.

"Harapan kami terhadap Pak Kiai (Ma'ruf Amin), semoga nanti Wapres terpilih dapat meredam kiai intoleran di Madura," kata Kholis.

Terlebih, lanjut Kholis, Ma'ruf Amin merupakan tokoh di Nahdlatul Ulama (NU). Sementara di Madura, mayoritas warga nadhliyin. "Semoga tokoh dan kiai (di Madura) bisa menerima arahan wapres," harapnya.

3. Ingin hidup damai dan rukun

IDN Times/Reza Iqbal

Apabila tumpukan harapan pulang terwujud, warga Syiah Sampang ingin hidup damai dan rukun. Mereka menganggap semua yang ada dan hidup berdampingan ialah saudara. Sehingga saling toleransi dan inklusi menjadi keutamaan.

"Harapan utama kami hanyalah ingin pulang kampung dan hidup damai, rukun seperti dulu lagi (inklusi saling merangkul)," ungkap Kholis.

4. Perhatikan ekonomi

IDN Times/Reza Iqbal

Namun, jika nantinya harapan pulang tak kunjung terwujud, ia meminta pemerintah pusat memperhatikan nasib perekonomian warga Syiah. Saat ini, para warga Syiah Sampang di Sidoarjo harus bekerja serabutan untuk menyambung hidup.

"Sekarang sebagian (warga Syiah di Sidoarjo) bekerja tapi serabutan," beber Kholis.

Keinginan agar perekonomian warga pengungsi diberikan atensi muncul setelah sekian tahun perhatian dari pemerintah pusat nihil. Bantuan subsidi hanya datang dari pemerintah daerah saja.

"Kalau perhatian pemerintah pusat belum kami rasakan. Yang selama ini datang pemerintah kabupaten dan provinsi saja," ungkapnya.

Baca Juga: Jokowi Unggul Telak di Pengungsian Syiah Sidoarjo

Berita Terkini Lainnya